Sebelum saya membahas bagaimana ragam mahasiswa semester akhir saat menyusun skripsi berdasarkan pengamatan dan pengalaman saya, ada baiknya terlebih dahulu saya jelaskan mengenai apa itu mahasiswa semester akhir.
Mahasiswa semester akhir itu merupakan mahasiswa semester delapan atau lebih dan masih berkuliah. Intinya, mahasiswa semester akhir itu merupakan mahasiswa yang sensitif atau rentan akan depresi karena nggak lulus-lulus.
Belum lagi pertanyaan "kapan lulus?" dari setiap orang yang kenal pada dia, dan ketika bertemu sesama semester akhir pun, selalu saja ada pertanyaan "sudah sampai bab berapa?" yang membuatnya jadi tambah rentan terkena depresi.
Mahasiswa semester akhir juga merupakan sasaran dan bahan yang empuk untuk dijadikan meme. Anda ketawa, kami yang menangis. Apalagi jika sudah menjadi mahasiswa semester akhir terus jomblo, pasrah saja sudah.
Selain depresi karena tidak lulus-lulus, harus juga menanggung bully-an karena jomblo. Jika sudah begitu, kelar sudah hidup lu. Jadi mahasiswa semester akhir dan jomblo itu memang bully-able.
Menurut KBBI, skripsi merupakan karangan ilmiah yang wajib ditulis oleh semua mahasiswa sebagai bagian dari persyaratan akhir pendidikan akademisinya.
Namun, menurut sebagian besar mahasiswa semester akhir yang sedang menyusun skripsi, mereka mempunyai definisi lain. Menurut mereka, skripsi merupakan tugas akhir perkuliahan yang membuat mereka kesulitan untuk lulus.
Skripsi juga menuntut mereka untuk tetap sempurna dan perfeksionis dalam menulis karangan ilmiah tersebut.
Meski pun skripsi membuat mahasiswa semester akhir kesulitan, namun mau tidak mau mereka harus tetap mengerjakan. Banyak ragam mahasiswa semester akhir ketika sedang menyusun skripsi, berdasarkan pengalaman dan pengamatan saya, diantaranya:
1. Si Semangat
Mahasiswa semester akhir yang bertipikal semangat ini merupakan mahasiswa yang selalu ulet dalam menyusun skripsi. Saat bimbingan skripsi pun, mereka bisa tiga sampai empat kali dalam seminggu.