Bulutangkis telah lama menjadi olahraga yang identik dengan Indonesia. Indonesia selalu akan menjadi kekuatan besar dalam dunia internasional dengan banyak prestasi di kalangan internasional seperti All Englang, dan Thomas Uber Cup. Banyak sekali pemain pemain baru yang sangat berbakat dan dapat meneruskan dominasi Indonesia pada kalangan bulu tangkis.
Meski pada tahun tahun akhir ini kita masih melihat adanya pencapaian prestasi oleh beberapa atlit, banyak prestasi yang menurun sejak dahulu. Pertanyaannya adalah, apakah bulutangkis di Indonesia dapat berjaya lagi seperti dulu?
Walaupun kekuatan Indonesia dalam dunia bulu tangkis tidak sekuat dulunya, Indonesia masih memiliki bakat yang melampaui banyak negara. Nama-nama seperti Jonathan Christie, Anthony Ginting dan Greogoria Tunjung merupakan nama nama yang familiar yang masih meraih banyak prestasi. Namun, banyak kekalahan yang kita alami selama perlombaan beregu selama 2 tahun ini merupakan sebuah keperihatinan yang dalam bagi rakyat Indonesia.
Thomas cup dan Uber cup yang dahulunya dapat kita menangkan, sekarang sudah kalah dengan Cina. Perlombaan seperti ini sangat mementingkan pemerataan bakat sehingga dengan satu dua atlit sangat baik tidak cukup untuk memenangkan seri tersebut.
Saat ini walau pun sudah tidak se jaya masa lalu, badminton Indonesia tetap berada pada kelas yang tinggi. Pemain seperti Jonathan Christie menduduki posisi 3 dunia namun pada saat olympics lalu hanya pemain tunggal putri yang berhasil meraih medali. Sepertinya cabang lain seperti ganda putra harus di tingkatkan kembali terutama karena tidak lama baru saja kehilangan atlit inti yaitu Kevin Sanjaya dan Marcus Gideon.
Setelah mereka pensiun, belum ada kekuatan ganda putra Indonesia yang dapat kembali untuk mencekam dominasi yang ditunjukkan oleh Marcus/Kevin selama mereka bermain. Nama mereka memicu ketakutan pada lawan lawannya. Prestasi yang mereka raih bukanlah prestasi yang mudah di raih.
Bayangkan pada saat Thomas atau Uber Cup, Indonesia dapat mengalahkan Cina dan memperoleh juara satu. Hal ini dapat menyatakan dominasi Indonesia kembali dalam dunia Internasional.
Hal ini dapat membuktikan bahwa Indonesia tidak hanya hebat secara individu namun juga dapat berprestasi dalam pertandingan beregu. Namun sayangnya hal ini tidak dapat terjadi Cup lalu ini. Hal ini dapat dikembangkan dengan proses pelatihan yang lebih merata sehingga bakat / ranking para pemain lebih merata. Sehingga pada saat mengikuti cup beregu, Indonesia mempunyai peluan yang lebih besar untuk menang melawan kekuatan besar seperti Cina.
Pengingkatan pada sektor ganda putra sudah kita lihat dengan adanya pertukaran pasangan Leo/Bagas dan Fikri/Daniel sebagai sarana untuk berusaha meningkatkan lagi prestasi Indonesia dalam sektor ganda putra. Contoh lain yang dapat diberikan yaitu peningkatan pelatihan pada junior agar regenerasi dapat dilakukan dengan efektif agar tidak ada vakum kekuasaan dari Indonesia.
Pada tahun yang mendatang, kita hanya dapat berharap bahwa ada kekuatan besar yang dapat mengimitasi kekuatan dari Kevin/Marcus sehingga membanggakan negara kita.
Menurut saya, dalam jangka waktu yang tidak terlalu panjang ini, badminton Indonesia dapat jaya lagi. Khususnya dalam turnamen beregu yang membutuhkan keseimbangan antar pemain. Sektor ganda putra dan ganda putri telah menunjukkan potensi yang sangat baik sehingga menurut saya sangat mungkin bagi Indonesia untuk merebut piala Thomas dan Uber dari China.