Lihat ke Halaman Asli

Dame RohaniSiahaan

Happy Reading yahh 🤗

Cita-Cita kok Petani? Why Not?!

Diperbarui: 12 September 2020   00:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Orang bilang tanah kita tanah surge Tongkat kayu dan batu jadi tanaman.....

Orang bilang tanah kita tanah surge Tongkat kayu dan batu jadi tanaman.....

Siapa yang tidak tahu penggalan lirik lagu di atas. Hampir seluruh masyarakat Indonesia bisa dipastikan sudah pernah mendengar bahkan hapal dengan lagu ciptaan Koes Plus tersebut. Penggalan lagu dengan judul "Kolam Susu" diatas merupakan lagu yang menggambarkan betapa kaya dan suburnya tanah Indonesia. Bahkan karena memiliki tanah yang sangat subur hampir segala jenis tanaman dapat tumbuh dengan baik di tanah Indonesia.

Indonesia merupakan salah satu negara yang dikenal dunia memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah. Sumber daya alam yang kaya dalam bentuk rempah-rempahlah yang membuat penjajah pada zaman dahulu berlomba-lomba datang ke Indonesia untuk menjajah bangsa ini. 

Indonesia juga sempat menjadi swasembada beras pada zaman kepemimpinan Soeharto di era orde baru pada pelita IV tahun 1984 dengan produksi beras sebanyak 28,5 ton. Indonesia juga sempat dikenal dunia sebagai negara agraris dimana mata pencaharian masyarakat dan luas lahan lebih dominan ialah pada sector pertanian. 

Namun yang menjadi pertanyaan sekarang ini ialah, masihkah Indonesia layak disebut sebagai negara agraris jika beras, bawang, gula atau bahan-bahan pangan yang seharusnya dapat tumbuh subur dan melimpah di negara ini masih tetap impor dari negara-negara lain?

Jika sudah melihat kenyataan itu maka sudah saatnya Indonesia berbenah dan sudah waktunya Indonesia mengembalikan citranya sebagai negara agraris lagi. Pemerintah dan masyarakat Indonesia harus sama-sama berkolaborasi untuk memajukan sector pertanian di Indonesia. Pemerintah harus memberikan dukungan penuh terhadap program pembangunan sector pertanian  baik melalui pembangunan infrastruktur yang menunjang kegiatan pertanian, bantuan saprodi, meningkatkan pelatihan-pelatihan kepada petani dan lain sebagainya. 

Di satu sisi masyarakat Indonesia sebagai sumber daya manusianya memiliki peranan penting dalam memajukan sector pertanian. Dalam hal ini generasi muda khusunya para sarjana pertanian memiliki peran yang sangat besar untuk memajukan sector pertanian melalui  ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka peroleh dalam bangku perkuliahan. 

Namun kenyataannya banyak sekali generasi muda bahkan sarjana pertanian pun enggan dan tidak memiliki minat sama sekali untuk menjadi petani. Mindset yang tertanam bahwa petani adalah pekerjaan "kotor-kotoran, tidak sejahtera, miskin, masa depan suram, tidak keren dan gengsi" menjadi alasan para generasi muda tidak melirik pekerjaan ini. 

Ratusan alumni dari perguruan tinggi yang bergelar sarjana pertanian setiap tahunnya malah memilih bekerja di sector bukan pertanian sehingga sampai saat ini para petani di indonesia didominsi oleh orang-orang yang telah berumur lanjut atau berusia tidak produktif lagi. Hal ini menjadi perhatian yang serius dikarenakan jika generasi muda tidak menggantikan peran para petani-petani yang telah berusia non produktif maka para petani akan semakin berkurang jumlahnya dan sector pertanian di Indonesia cenderung tertinggal dan sulit untuk maju.

Saat ini sudah saatnya para generasi muda turut andil dalam usaha memajukan pertanian di Indonesia. Berbekal ilmu pengetahuan dan keterampilan di bangku Pendidikan dan ditunjang oleh kemajuan teknologi saat ini, sector pertanian harus menjadi salah satu profesi primadona oleh generasi muda untuk menjadi petani-petani muda. Hal ini dapat dicapai jika ada integrasi antara pemerintah, perguruan tinggi dan kesadaran generasi muda untuk mewujudkannya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline