Lihat ke Halaman Asli

Diagram Grayer Pembelajaran Berdiferensiasi

Diperbarui: 8 Februari 2022   21:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diagram Frayer adalah pengatur grafis untuk membantu membangun pemahaman atas kosakata atau terminologi tertentu. Teknik ini menuntut seseorang untuk mendefinisikan kosakata atau terminologi yang menjadi target dan menerapkan pemahamannya dengan mengidentifikasi apa yang merupakan contoh dan bukan contoh, memberi ciri, dan/atau mendeskripsikan arti kata tersebut. 

Informasi ini ditempatkan pada bagan yang dibagi menjadi empat bagian untuk memberikan representasi visual. Diagram ini dinamakan sebagai diagram Frayer karena dikembangkan pertama kali oleh Dorothy Frayer, seorang educational psychologist. 

Berikut adalah diagram frayer pembelajaran berdiferensiasi yang saya buat:

DEFINISI:

  • Usaha menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu.
  • Pembelajaran yang berfokus pada kesiapan belajar, minat dan profil belajar peserta didik.

CIRI-CIRI/KARAKTERISTIK:

  • Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas.
  • Merespon kebutuhan belajar muridnya
  • Menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi
  • Manajemen kelas yang efektif.
  • Penilaian berkelanjutan

CONTOH:

  • Membandingkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan tingkat pengetahuan atau keterampilan yang ditunjukkan oleh murid saat ini;
  • Menggunakan berbagai penilaian penilaian diagnostik untuk memastikan bahwa murid telah berada dalam level yang  sesuai;
  • Melakukan survey untuk mengetahui kebutuhan belajar murid;
  • Mereview dan melakukan refleksi terhadap praktik pengajaran mereka sendiri untuk mengetahui efektivitas pembelajaran mereka; dll

BUKAN CONTOH:

  • Penyamarataan kesiapan belajar, minat dan profil belajar semua peserta didik.
  • Mengelompokkan peserta didik yang pintar dengan yang pintar dan yang kurang dengan yang kurang.
  • Memperbanyak jumlah soal untuk peserta didik yang lebih cepat bekerja dibandingkan yang lain.
  • Proses pembelajaran yang semrawut (chaotic).
  • Membuat beberapa perencanaan pembelajaran sekaligus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline