Lihat ke Halaman Asli

Kenapa Harus Buru-buru Menikah ?

Diperbarui: 15 Mei 2016   21:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Assalamualaikum Hai, saya ella damayanti, ini hanya sekedar cerita, Menikah? Apa yang pertama kalian bayangkan dengar kata itu? kalo saya sih yang pasti harus ada pasangannya, pestanya dan konsep-konsep pernikahan pasti semuanya yang indah-indah. Seperti yang kita ketahui Pernikahan bukan hanya itu, pernikahan menyatukan kedua manusia laki-laki dan perempuan, menyatukan dua karakter itu tidak mudah, sama saudara aja susah apalagi sama orang lain. hahahaha

saya suka nanya sama teman-teman yang sudah menjalani biduk rumah tangga di usia muda ? Banyak jawaban yang di lontarkan, mau jadi mama muda, biar engga lama-lama pacaran, biar ada yang biayain hidup, faktor teman udah pada banyak yang nikah dan lain-lain. Dan saya juga menanyakan gimana rasanya awalnya menjalani pernikahan? Mereka menjawab awalnya sih santai menjalani tetapi makin lama makin besar tanggung jawab, harus nurutin kata suami, harus ngurus suami, kalau ada anak ngurus anak, waktu santai curi-curi waktu, kumpul sama teman-teman susah. Belum lagi kalau pasangannya itu sikapnya beda waktu pacaran baik, jadi suami malah kasar itu beban sekali. Harus pinter jadi bendahara di dalam keluarga kecil, Tapi semua itu harus dijalani dengan ikhlas, karena ini sudah keputusan dari awal, sedikit penyesalan memang selalu ada. Dan mereka menyarankan kepada saya, engga usah terburu-buru deh, untuk menikah, karena menikah itu tidak ada kata terlambat, tetapi menghabiskan waktu dimasa lajang itu tidak dapat di ulang kembali dan itu kebanggan bagi diri sendiri.

Woooow, ternyata Pernikahan itu sulit, berat, pusing, kalo belum siap lahir dan batin, harus di persiapkan dan di pikirkan matang-matang, karena kebanyakan orang ngomong itu bagus-bagusnya aja. Yang di bayangin itu pestanya, gaunnya, make upnya, sepatunya dan statusnya. Padahal itu cuma satu hari. Setelah itu kamu mau apa?

Harus disadari bahwa seumur hidup itu lama, meskipun kita tidak tahu batas usia kita sampai kapan karena itu rahasia allah, apalagi kalau sampe salah pilih calon pendamping hidup. Kedewasaan bisa di lihat dari pikiran pasanganmu. Yang dipikir pestanya atau kehidupannya? Mau berusaha untuk hubungan yang baik atau suka-sukanya sendiri, punya komitmen untuk kedepan, engga bisa di percaya? Bertanggung jawab? Terbuka atau penuh rahasia? Menerima mu apa adanya atau malah banyak tuntutan? Apakah membuatmu Merasa baik dengan dirimu sendiri atau malah menjatuhkan kamu.

Pikir baik-baik jangan karena faktor fisik, harta, yang membuat buta sesaat. Yang dijalani itu tidak sebantar tetapi sehidup semati, yang lagi pengen ngebet nikah gara-gara bayangin pestanya aja, tapi engga siap lahir dan batin hati-hati yaa sekali kamu pilih tidak bisa kamu tukar tambah. Hahhahahaha.

Saya hanya berbagi cerita, terimakasih, Wassalamuallaikum.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline