Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Damar

College Student at Mercu Buana University

Ulasan 3 Kitab Jawa Kuno

Diperbarui: 6 Mei 2023   00:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.bukukita.com

dokpriArtikel ini ditulis guna memenuhi Tugas Besar 1 mata kuliah Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB

Dosen : Prof. Dr. Apollo M.Si.Ak

Universitas Mercu Buana

Pendahuluan

Indonesia memiliki kekayaan intelektual yang sangat beragam, salah satunya adalah dalam bidang sastra dan keagamaan. Kitab-kitab klasik menjadi sumber inspirasi dan pengetahuan yang penting bagi masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu. Di antara kitab-kitab klasik tersebut, terdapat tiga karya yang cukup terkenal, yaitu Kitab Manunggaling Kawula Gusti, Memayu Hayuning Bawana, dan Sangkan Praning Dumadi. Ketiga kitab ini memiliki perbedaan dalam hal pengarang dan tema, namun ketiganya sama-sama memiliki pengaruh besar bagi kebudayaan dan kepercayaan masyarakat Indonesia.

Manunggaling Kawula Gusti

Kitab Manunggaling Kawula Gusti ditulis oleh Syekh Siti Jenar, seorang tokoh sufi dari Jawa Tengah pada abad ke-15. Kitab ini berisi tentang ajaran sufi mengenai kesatuan dengan Tuhan. Manunggaling Kawula Gusti secara harfiah berarti "bergabungnya hamba dengan Sang Penguasa". Dalam kitab ini, Syekh Siti Jenar menjelaskan bahwa kesatuan dengan Tuhan bisa dicapai dengan memahami bahwa diri manusia adalah bagian dari Sang Pencipta. Manusia harus melepaskan ego dan keinginan duniawi agar bisa menyatu dengan Tuhan.

Kitab Manunggaling Kawula Gusti dikaitkan dengan ajaran Tasawuf atau mistisme Islam yang berkembang di Jawa pada abad ke-15. kitab ini mengajarkan bahwa manusia bisa mencapai kesatuan dengan Tuhan melalui penghapusan ego dan keinginan duniawi. Konsep penghapusan ego dan keinginan duniawi ini dikenal sebagai fana atau "kesunyian" dalam ajaran Tasawuf.

Kitab Manunggaling Kawula Gusti mempunyai pengaruh besar dalam kebudayaan Jawa. Kitab ini menginspirasi seni tari Jawa, seperti tari Bedhaya dan tari Serimpi, yang memiliki nuansa sufi. Selain itu, kitab ini juga dipakai sebagai panduan oleh para pemimpin dan raja di Jawa pada masa lalu untuk menjaga keseimbangan kekuasaan dan spiritualitas. Meskipun kontroversial, kitab ini tetap dihargai dan dipelajari oleh para sufi dan pemuka agama di Indonesia.

Kitab Manunggaling Kawula Gusti menjelaskan bahwa manusia harus menghancurkan ego dan keinginan duniawi agar bisa mencapai kesatuan dengan Tuhan. Caranya adalah dengan melalui meditasi dan introspeksi diri. Dalam meditasi tersebut, manusia harus membuka hati dan membebaskan diri dari segala bentuk ketakutan dan keinginan duniawi yang mengikat dirinya. Dengan begitu, manusia bisa mencapai kesatuan dengan Tuhan dan hidup dalam kebahagiaan.

Memayu Hayuning Bawana

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline