Lihat ke Halaman Asli

damarsamu

Mahasiswa Universitas Airlangga

Profesi Guru Di Indonesia : Antara Panggilan Jiwa dan Realita Kesejahteraan

Diperbarui: 30 Desember 2024   14:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Profesi Guru di Indonesia

Profesi guru di Indonesia sering dianggap profesi atas panggilan jiwa, akan tetapi kenyataannya menjadi guru tidaklah mudah, banyak sekali tantangan yang dihadapi, terutama dalam hal kesejahteraan, Meskipun memiliki peran penting dan krusial dalam menciptakan calon penerus dan pemimpin bangsa, Namun minat masyarakat terutama generasi muda enggan untuk menjadi guru.

Penurunan Minat Menjadi  Guru

Data menunjukkan bahwa minat genersasi muda untuk menjadi guru sangatlah rendah. Menurut survei yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, hanya 11% siswa peserta Ujian Nasional pada tahun ajaran 2018/2019 yang menyatakan ingin menjadi guru.

Bahkan pada tahun 2022, hanya 4,3% lulusan SMA/SMK yang memilih jurusan pendidikan di perguruan tinggi. Penurunan ini  dapat dilihat dari data pendaftaran Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), yang sangat menunjukan penurunan minat dalam beberapa tahun terakhir.

Beberapa faktor yang menyebabkan penurunan minat menjadi Guru :

  • Gaji dan Tunjangan Rendah : Rata-rata gaji guru di indonesia tergolong rendah, menurut data yang dihimpun Databoks dari situs lowongan kerja Jobstreet di Indonesia rata-rata terendah gaji guru hanya 2,4 juta per bulan. Hal ini sangat jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.
  • Beban Kerja Berat :  Selain mengajar, guru juga harus menyelesaikan berbagai tugas administratif dan mengikuti pelatihan, yang membuat beban kerja semakin berat.
  • Kurangnya Penghargaan : Banyak guru di Indonesia merasa kurang dihargai atas semua dedikasi dan pengabdian mereka dalam mencerdaskan bangsa. Prestise profesi ini masih rendah dibandingkan dengan profesi lain.
  • Fasilitas Pendidikan yang Tidak Memadai : Banyak sekolah, terutama di daerah terpencil, kekurangan fasilitas penunjang seperti ruang kelas dan laboratorium.

Realita Kesejahteraan Guru di Indonesia

Kesejahteraan guru masih menjadi masalah yang sangat serius, Meskipun sudah ada undang-undang yang mengatur tentang kesejahteraan guru, implementasinya bisa dibilang kurang bekerja dengan baik dan belum optimal. Kekurangan sekitar 1 juta guru pada tahun 2023 menunjukkan bahwasannya ada masalah serius dalam sistem pendidikan. Hal ini berakibat pada peningkatan beban kerja guru yang ada, membuat kualitas pendidikan pun terancam menurun. kondisi kerja yang tidak menjanjikan membuat banyak orang enggan memilih profesi ini. Sebagai contoh, meskipun rasio guru terhadap siswa di Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara maju, namun terdapat kesenjangan yang signifikan dalam kualitas pendidikan dan fasilitas yang tersedia.

Dampak dari Rendahnya Minat dan Kesejahteraan

Minimnya minat untuk menjadi guru dapat berdampak langsung pada kualitas pendidikan. Kekurangan guru yang berkualitas akan menyebabkan beberapa masalah, diantaranya;

  • Penurunan Kualitas Pendidikan
  • Meningkatnya Beban Kerja Guru
  • Menurunnya Minat Siswa untuk Belajar

Kesimpulan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline