TikTok, platform media sosial yang digandrungi anak-anak dan remaja, menyuguhkan konten yang menarik. Namun, popularitas ini patut diwaspadai karena berpotensi membawa dampak merugikan, terutama bagi anak yang belum cukup umur.
Orang tua dan pendidik berperan penting dalam mengurangi risiko tersebut. Kurangnya pengawasan semakin memperbesar kemungkinan anak terpapar konten tak layak, seperti konten dewasa atau kekerasan. Hal ini dapat mendistorsi nilai-nilai moral mereka, menumbuhkan perilaku negatif, dan berdampak buruk pada perkembangan secara keseluruhan.
TikTok yang bersifat adiktif membuat anak mudah terjerumus pada kecanduan. Mereka menghabiskan waktu berjam-jam menyaksikan video tanpa henti, mengabaikan aktivitas bermanfaat yang lain. Akibatnya, kecanduan ini dapat mengganggu kesehatan fisik, seperti kurang tidur dan menurunnya aktivitas fisik.Penggunaan TikTok yang berlebihan juga menghambat perkembangan sosial anak. Interaksi langsung dengan orang lain berkurang karena mereka lebih banyak menghabiskan waktu dalam dunia maya. Anak yang terbiasa berkomunikasi melalui layar cenderung kurang mampu bersosialisasi secara efektif, berdampak pada hubungan mereka di masa depan.
Sebagai pengguna platform ini, anak juga berisiko mengalami perundungan daring (cyberbullying). Komentar negatif, ejekan, atau kritik yang diterima melalui TikTok dapat berdampak buruk pada kesehatan mental mereka, menyebabkan rendah diri, kecemasan, bahkan depresi. Dampak psikologis dari cyberbullying bahkan dapat berkelanjutan dan mempengaruhi kehidupan anak secara keseluruhan.
Influencer pada TikTok sering kali menjadi panutan bagi anak dalam meniru bahasa atau perilaku. Namun, tidak semua konten berpengaruh positif. Penelitian menunjukkan bahwa paparan berkelanjutan terhadap konten yang berisi bahasa kasar, gerak-gerik tidak pantas, atau perilaku menyimpang dapat memicu anak menirunya.
Untuk mencegah dampak negatif ini, diperlukan langkah-langkah pencegahan. Orang tua dan pendidik dapat membatasi waktu penggunaan, mengawasi konten yang diakses, memberikan edukasi tentang dampak media sosial, dan mengarahkan anak pada aktivitas alternatif yang lebih sehat. Dengan demikian, anak dapat menggunakan media sosial secara bijak, membatasi dampak negatif dan mengambil manfaat dari penggunaannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H