Didunia zaman modern saat ini, ternyata masih ditemukan kasus pasung menggunakan rantai besi. Hal itulah yang dialami Dedi Firmansyah (20), anak pertama dari empat saudara buah hati Arpan Sarif warga Talang Benih sudah 5 tahun dipasung oang tuanya sendiri lantaran acapkali mengamuk bahkan pernah mencoba untuk melukai adiknya sendiri. Saat dijumpai dikediaman orang tua Dedi Firmansyah, di Kelurahan Talang Benih. Jurnalis yang ditemani petugas dari Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3) belum berani masuk ke tempat dimana Dedi dipasung. Karena, menurut cerita, Dedi ini seringkali mengamuk bila ada orang asing yang masuk dan harus menuggu orang tua Dedi yang kala itu sedang bekerja. Menurut Arpan Sarif, anaknya ini sejak tahun 2007 silam dipasung menggunakan rantai besi. Alasanya, untuk mencegah tingkah laku anaknya yang kerap kali membahaya warga dan adik-adiknya. " Semula tidak kami buat seperti ini (dipasung). Kalau dia (Dedi) mau rokok dan tidak dikasih dia nekat menginjak adiknya sendiri. Atas saran warga makanya dia terpaksa saya ikat dengan rantai supaya tidak membahayakan orang disekitarnya," jelas pria 42 tahun ini yang kesehariannya berprofesi sebagai petani penggarap dan mengaku tidak memiliki lahan. Dijelaskan Arpan, asal mula kondisi anaknya mengalami gangguan kejiwaan terjadi pasca terjatuh dari motor sebanyak 3 kali. Bahkan ketiga kecelakaan yang dialami Dedi terbilang cukup berbahaya untung tidak sampai membahayakan nyawanya. Sejak itulah kondisi kejiwaan Dedi terganggu." pernah suatu hari dia pergi menghilang selama 14 hari. Setelah saya tanya dengan teman-temannya akhrinya kami temukan. Sebelum kejiwaannya terganggu, dia ini selaiknya anak normal bahkan sekolah di STM PGRI kelas 1 tapi karena sering bawa motor ngojek dan seringkali mengalami kecelakaan akhirnya mulai saat itulah kejiwaaanya terganggu," terang ayah empat anak ini. Karena himpitan ekonomi inilah, membuat Arpan, seakan pasrah seraya berharap ada bantuan yang bisa menyembuhkan kondisi anaknya ini. Karena, selama ini ini, sambung Arpan, dia sudah berupaya mengobati gangguan kejiwaan anaknya ini untuk dibawa ke RSJKO Bengkulu." Hanya dikasihkan obat untuk dirawat disana kami tidak memiliki biaya yang cukup. Sebelumnya saya ingin membawanya berobat menggunakan kartu Jamkesmas. Tapi entah kemana kartu tersebut hilang sedangkan untuk mengurusnya lagi kami tidak tahu bagaimana jadi terpaksa kami upayakan dengan dipasung seperti ini," beber Arpan sembari mengaku sebelum dipasung dipinggan anaknya ini dipasung di kedua kakinya hingga sempat menimbulkan luka kudis dan berulat. "Melihat kakinya sudah menjadi kudis bekas rantai maka saya pindahkan diikat di pinggangnya. Kalau tidak saya ikat dia bisa sewaktu-waktu mengamuk," imbuh Arpan. Sepintas melihat kondisi tempat Dedi dipasung hanya berukuran 3 x 4 meter berdinding bambu beratapkan seng reot. Bahkan diding bagian belakang tidak tertutup sehingga bila hujan tentu Dedi kedinginan. Menariknya, meski kondisi kejiwaan Dedi terganggu, Dedi masih seperti laiknya orang normal, bahkan saat diajak berkomunikasi pun Dedi nyambung alias mengerti apa yang ditanyakan kepadanya. Ketika diberikan rokok, dia sempat mengucapkan terima kasih." Terima kasih ya" celetuk Dedi usai menerima rokok. Dengan kondisi ini, Arpan berharap ada pihak yang mau peduli dan membantu membawa Dedi ke RSJKO untuk diobati." Saya sudah berbaut sesuai dengan kemampuan saya. Tapi tetap yang dibutuhkan anak saya ini adalah pengobatan di RSJKO," harap Arpan. Sementara itu, salah satu petugas K3S mengatakan, bahwa direncanakan Dedi Firmansyah ini akan dibawah ke Panti Sosial Bina Laras di Bengkulu." Rencananya seperti itu. Bahkan, sore ini (kemarin) pak Camat akan datang menjenguk Dedi. Dan memang masalah Dedi ini baru diketahui baru-baru ini padalah penyakit yang dialami Dedi sudah lama. Meski pun begitu kita bersyukur Dedi bisa dibantu dari dinas Sosial," pungkasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H