Dalam dunia yang semakin mengglobal, peran ekonomi kreatif dalam membentuk identitas kota menjadi semakin penting. Ekonomi kreatif, yang menggabungkan seni, budaya, dan inovasi, berinteraksi erat dengan tempat dalam dua mekanisme utama: sebagai klaster aktivitas ekonomi terkait dan sebagai katalisator pembangunan ekonomi yang bertujuan menarik penduduk atau pengunjung. Mengamati transformasi tempat seperti Hollywood, District 798 di Beijing, dan Philadelphia Avenue of the Arts menunjukkan bagaimana konsep ini tidak hanya membentuk ekonomi, tetapi juga identitas sebuah wilayah.
Fenomena clustering, atau pengelompokan aktivitas kreatif di lokasi tertentu, telah menjadi bagian integral dari lanskap ekonomi modern. Hollywood, misalnya, bukan hanya pusat produksi film, tetapi menciptakan ekosistem yang mendukung berbagai industri pendukung, dari efek visual hingga kostum. Contoh serupa di Distrik 798 Beijing menunjukkan bagaimana kawasan industri lama dapat diubah menjadi pusat seni kontemporer yang hidup dan menarik. Proses ini menunjukkan bahwa kreativitas dan tempat memiliki keterkaitan yang mendalam, di mana konsentrasi industri kreatif dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan inovasi.
Namun, interaksi ekonomi kreatif dengan tempat tidak hanya terbatas pada clustering. Perubahan strategi pembangunan ekonomi kontemporer semakin menekankan pentingnya menciptakan "sense of place", yaitu rasa kepemilikan dan koneksi emosional terhadap suatu tempat. Sense of place ini menjadi elemen penting dalam menarik pekerja berpengetahuan yang memiliki fleksibilitas dalam memilih tempat tinggal mereka. Kota-kota modern kini berkompetisi dalam menawarkan kualitas tempat yang tinggi sebagai daya tarik untuk talenta dan investasi. Dalam konteks ini, contoh-contoh seperti Denver Performing Arts Complex dan Avenue of the Arts di Philadelphia menjadi bukti bahwa inisiatif berbasis seni dan budaya dapat merevitalisasi kawasan dan menarik minat publik serta investasi.
Denver Performing Arts Complex menunjukkan bagaimana distrik seni dapat berfungsi sebagai katalis pembangunan kota yang lebih luas. Kompleks ini tidak hanya menjadi pusat aktivitas budaya tetapi juga mendorong pengembangan area sekitarnya, menciptakan efek multiplier ekonomi yang signifikan. Sementara itu, transformasi Philadelphia Avenue of the Arts berhasil mengubah South Broad Street menjadi destinasi kultural yang dinamis, menarik investasi baru, dan menciptakan lapangan kerja di sektor kreatif. Contoh-contoh ini menegaskan bahwa sense of place yang kuat dapat membantu menggerakkan transformasi ekonomi dan sosial, menjadikan kota lebih menarik bagi penduduk dan wisatawan.
Salah satu tantangan utama dalam menciptakan sense of place yang kuat adalah menghadapi dampak negatif dari "placelessness", yaitu kondisi di mana suatu lingkungan kehilangan karakter unik dan terasa seragam di mana-mana. Fenomena ini sering terjadi di kawasan pinggiran kota dan pusat perbelanjaan modern yang tidak menawarkan koneksi emosional atau pengenalan bagi para penghuninya. Tempat-tempat ini sering gagal memberikan rasa memiliki atau ikatan emosional bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Oleh karena itu, sejak awal 2000-an, upaya untuk menciptakan lingkungan yang lebih bermakna dan mampu memunculkan kenangan menjadi fokus perencanaan kota.
Seni dan budaya memainkan peran penting dalam mengatasi tantangan ini. Seni publik, seperti mural dan instalasi, dapat menghidupkan ruang publik yang sering kali terkesan monoton dan tidak ramah. Program-program seperti "Percent for Art" mendorong investasi dalam seni publik untuk menciptakan ruang yang lebih manusiawi dan terhubung dengan penduduk. Tujuan utama seni publik adalah memanusiakan ruang-ruang yang kerap dianggap dingin dan impersonal, serta menghidupkan ruang agar masyarakat merasa lebih terlibat dan memiliki tempat tersebut. Contoh ikonik dari seni publik yang berhasil membangun sense of place adalah "Cloud Gate" di Chicago. Instalasi ini, yang dikenal dengan nama "The Bean," telah menjadi simbol yang dikenal luas dan bagian penting dari identitas kota.
Namun, pengembangan ekonomi kreatif berbasis tempat tidak selalu mudah. Salah satu risiko yang muncul adalah gentrifikasi, di mana revitalisasi kawasan mengakibatkan kenaikan harga properti yang bisa memaksa seniman lokal dan penduduk berpenghasilan rendah pindah dari tempat tinggal mereka. Dampak ini dapat mengurangi keaslian dan keberagaman budaya yang seharusnya dipertahankan. Tantangan ini mengarah pada pentingnya pendekatan "place-keeping" atau "place-belonging", di mana sejarah dan budaya lokal tetap dilibatkan dalam proses revitalisasi. Pendekatan ini memastikan bahwa pengembangan ekonomi tetap menghormati komunitas yang ada dan mempertahankan keseimbangan antara modernisasi dan keaslian.
Creative placemaking adalah salah satu pendekatan kontemporer yang populer dalam pengembangan ekonomi berbasis tempat. Konsep ini diperkenalkan oleh Ann Markusen dan Ann Gadwa pada tahun 2010 dan melibatkan kerjasama antara sektor publik, swasta, nirlaba, dan komunitas lokal untuk membentuk karakter fisik dan sosial suatu kawasan. Creative placemaking bertujuan lebih dari sekadar menciptakan ruang yang menarik; ia bertujuan menghidupkan kembali ruang publik dan privat, meremajakan struktur dan lanskap jalan, meningkatkan viabilitas bisnis lokal, keamanan publik, serta menyatukan masyarakat yang beragam untuk merayakan dan menginspirasi satu sama lain.
Namun, proyek-proyek creative placemaking juga menghadapi kritik. Tantangan utama termasuk potensi kehilangan keaslian jika proyek-proyek ini tidak melibatkan budaya lokal secara mendalam. Sering kali, proyek semacam ini gagal menciptakan keterlibatan yang berarti jika mereka hanya menambahkan elemen seni yang tampak menarik secara visual namun tidak memiliki koneksi emosional dengan komunitas setempat. Oleh karena itu, sangat penting bagi perencana kota dan pengembang untuk mengadopsi pendekatan yang inklusif, di mana seni dan budaya yang diusung benar-benar mencerminkan identitas lokal.
Dengan strategi yang cermat, kota dapat menggunakan creative placemaking untuk mengatasi tantangan-tantangan ini. Proyek-proyek ini harus dirancang untuk menciptakan koneksi yang kuat antara masyarakat dan tempat mereka tinggal, memastikan bahwa seni, budaya, dan sejarah lokal diintegrasikan dengan baik. Selain itu, melibatkan komunitas dalam proses perencanaan dapat membantu memastikan keberlanjutan dan keaslian proyek-proyek ini.
Pada akhirnya, placemaking kreatif lebih dari sekadar menempatkan elemen seni di ruang publik. Ini adalah tentang menciptakan tempat yang memiliki arti mendalam, di mana masyarakat dapat merasa terhubung, memiliki rasa bangga, dan tumbuh bersama. Dengan pendekatan yang tepat, kota-kota dapat membangun identitas yang kuat, meningkatkan ekonomi lokal, dan menciptakan ruang hidup yang lebih baik dan lebih bermakna bagi semua.