Sejenak kuterpaku menatap hamparan yang menguning, tenang mendayu
Jernihnya air tenang mengalir sebening mata hati
Matahari yang telah condong kebarat menuju peraduannya, sinarnya menyalakan nyala kesejukan
Anginnya semilir berhembus menerpa kulit terasa sejuk hingga di hati
Ditingkahi tupai yang berlompatan di antara dahan, menambah riang gejolak batin
Riuh kicau burung diantara hijunya dedaunan yang terayun diterpa semilir angin, menjadikan damai dihati
Namun, ini akan sampai kapan ?
Sampai beton beton itu tumbuh angkuh menjulang
Sampai lambaian kabel kabel yang silang sengkarut menjuntai
Sampai sinarnya membakar tubuh
Hingga sampah sampah menyesaki ruang batin