Lewat perhitungan secara tahun Hijriyah, Nahdlatul Ulama (NU) yang lahir 16 Rajab 1344 Hijriyah, hingga saat ini 1444 Hijriyah sudah satu abad.
Seabad, ya seratus tahun sudah umur organisasi Islam terbesar di Indonesia itu. Puncaknya, Selasa (7/2/2023) atau 16 Rajab 1444 Hijriyah pas momen satu abad tersebut.
Momen memasuki abad kedua, NU mengusung tema besar, merawat jagad membangun peradaban.
Sebuah tema yang lahir dari perjalanan panjang yang penuh dengan gelombang pasang. Himpitan krisis yang melanda negeri ini, tentu ikut mempengaruhi NU secara umum.
Menarik untuk kita cermati, langkah dan visi misi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Yahya Cholil Staquf.
Ketum hasil produk muktamar Lampung ini membawa perjalanan NU lebih besar lagi. NU sudah mendunia.
Politik kebangsaan NU, tidak lagi berkutat di partai politik yang ada. Tapi hampir semua kekuatan partai politik, sangat membutuhkan NU.
Tentu ini perjalanan panjang seorang Gus Yahya, begitu Yahya Cholil Staquf disapa warga Nahdliyyin.
Islam hadir di nusantara ini tak bisa lepas dari peradaban itu sendiri. Dan peradaban itu yang akan dibangun NU melalui politik kebangsaan.
Memberikan perlindungan pada kaum minoritas, tapi jangan sampai kebablasan. Tentu ini sebuah ungkapan bersayap, yang perlu jadi kajian NU di masa depan.