Lihat ke Halaman Asli

Damanhuri Ahmad

Bekerja dan beramal

Melihat Kentalnya Hidup Bertetangga di Kampung

Diperbarui: 16 Oktober 2022   23:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini bagian dari cara tetangga yang hidup di kampung. Ada sama dinikmati bersama dalam suatu acara. (foto dok damanhuri)

Dinamika hidup bertetangga di kampung, terasa kental dan mengasyikan. Tak percaya, coba tinggal di kampung. 

Kampung, katakanlah sebuah desa atau nagari di Minangkabau. Masing-masing nagari punya corak dan ragam dinamika hidup bertetangga.

Namun, yang jelas secara umum bertetangga di kampung itu saling merasakan. Makanya, ada filosofi orang Minang itu "kaba baiak baimbauan, kaba buruak bahambauan".

Ketika tetangga sebelah akan melakukan pesta nikahan, dia dengan senang hati berkabar ke seluruh tetangganya. 

Tak cukup itu, pemimpin dalam kampung pun membunyikan pemberitahuan, bahwa hari itu ada pesta di rumah si Anu, misalnya.

Lalu, kabar buruk tak perlu disampaikan ke tetangga dan orang banyak. Cukup orang banyak tahu dari mulut ke mulut, akhirnya mereka semua tetangga itu berhamburan datang.

Ini tersua saat ada kematian. Itu yang disebut dengan "alek buruk". Jadi, dalam alek buruk ini, tetanggalah orang pertama yang tahu, dan tetangga pula yang menyebar informasi demikian, sehingga banyak yang datang untuk takziyah.

Dan memang, antar tetangga dalam satu kampung, atau satu RW di kota, sangat dianjurkan hidup rukun dan damai.

Tak boleh ada yang jahat sama tetangganya. Ketika ada gesekan, segera cari jalan penyelesaiannya, agar tidak meluas kian kemari.

Bahkan, Nabi Muhammad Saw dalam sebuah hadisnya, tetangga yang jahat sama tetangganya, susah bangkit dari neraka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline