Lihat ke Halaman Asli

Damanhuri Ahmad

Bekerja dan beramal

Balai Batu Koto Gadang Maek dan Perpisahan Niniak Mamak yang "Barampek"

Diperbarui: 1 Juni 2022   12:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Balai Batu Koto Gadang Maek, adalah tempat berunding niniak mamak yang barampek dulunya. (foto dok damanhuri 

Lain situs cagar budaya Menhir Koto Tinggi, lain pula pesona cagar budaya Balai Batu di Jorong Koto Gadang, Maek.

Juga menyimpan Menhir di belakang rumah penjaganya. Tak banyak sih. Paling seratusan, tapi ada batu yang tersusun rapi, Balai Batu namanya.

Tempat niniak mamak zaman dulu berunding, memutuskan berbagai persoalan adat yang berlaku dalam kampung.

Sekaligus Balai Batu itu sebagai tempat perpisahan niniak mamak yang "barampek". 

Niniak mamak yang barampek itu, Datuak Bandaro pergi ke Maek, tak jauh dari Koto Gadang. Datuak Siri pergi ke Mungka, Datuak Majo Indo pergi ke Koto Laweh, dan Datuak Rajo Dibalai pergi ke Muara Takus.

Jadi Balai Batu adalah tempat bersejarah, tempat mendudukkan persoalan sako jo pusako. Membicarakan kemaslahatan sanak kemenakan.

Kami bertiga, Selasa (31/5/2022) itu habis Shalat Zuhur di Aurduri, langsung arah pulang, dan balik lagi, lantaran terlewat Balai Batu Koto Gadang.

"Baliklah kita lagi. Ini menhir yang tersimpan rapi dan bersih, sering dibersihkan, dan patut kita lihat dari dekat," kata Boby.

Pipit Faidal Fanum yang berboncengan dengan saya menganggukan, tanda setuju balik arah ke Maek. Tak jauh. Paling lewat 150 meter. Di Koto Gadang jalannya lurus saja.

Rumah penduduk sudah ramai kiri kanan jalan. Namun, jalannya masih sepi.btak begitu banyak kendaraan di jalanan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline