Lihat ke Halaman Asli

Damanhuri Ahmad

Bekerja dan beramal

Rindu Zaman Ibu Membawa Anak ke Tukang Jahit Sebelum Lebaran

Diperbarui: 17 April 2022   11:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dua celana hadiah dari kawan yang sedang di Jakarta. Alhamdulillah, terima kasih kawan. (foto dok damanhuri)

Separoh Ramadhan, ibu membawa saya ke pasar. Yang terdekat, Pasar Ampalu namanya. Di pasar itu ada tukang jahit, Gomba namanya.

Ampalu pasarnya hari Sabtu. Di ukur Sabtu ini, Sabtu depan sudah bisa diambil baju atau celana di pasar itu kembali.

Paling, yang disuruh mengukur itu baju seragam sekolah, dan sesekali baju untuk lebaran.

Setamat saya sekolah dasar, dan berlanjut ke sekolah pesantren di Batusangkar, ibu dan ayah tak lagi pernah membelikan baju lebaran.

Paling saya sendiri yang menyiapkan dasar, lalu dijahid di kampung. Ada tukang jahid, Agus namanya.

Dulu itu, belum trend beli baju siap dijahit kayak sekarang. Orang paling banyak mengorder ke tukang jahit.

Ada yang langsung dengan dasarnya, dan ada pula yang membawa dasar kain dari rumah. 

Gomba yang tinggal di Sungai Sariak, jarang sekali meleset janjinya. Seminggu lamanya janji, ya seminggu itu terpenuhi semua pesanan orang.

Jahitan Gomba cukup terkenal, dan rapi. Senang dipakai, sejuk dasar kainnya sehingga lama tahannya kalau dipakai.

Seantero kampung yang menjadikan Ampalu pasar tiap pekannya, tak pula yang tidak kenal dengan Gomba.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline