Terinspirasi dari man jadda wa jadda, siapa yang bersungguh pasti mendapat, ternyata benar adanya.
Suka dan rajin membaca ketika sekolah di pesantren, keinginan untuk jadi penulis dan wartawan pun menyumbul dalam benak dan pikiran saya.
Kemudian, suka membuat catatan harian dalam agenda juga kegemaran saya saat mondok di Pesantren Madrasatul 'Ulum Lubuk Pandan.
Setiap momen dan perjalanan suka duka dalam keseharian, tertulis. Tapi tak banyak orang lain yang tahu, lantaran tulisan tangan saya jelek, dan susah dibaca orang lain.
Keinginan untuk menulis di media pun terus menggelora. Awal reformasi, tahun 1999, Pak Amiruddin bergabung dengan SKM Padang Pos.
Dia menjadi Kepala Perwakilan koran mingguan itu di Padang Pariaman. Punya tanggungjawab untuk mencari berita dan menyebarkan koran.
Edisi ketiga koran itu terbit, Pak Amiruddin yang adik ayah saya ini datang ke rumah orangtua saya, melihat saya yang dia dapat kabar sedang sakit.
Waktu dia datang, saya mulai agak mendingan peningkatan kondisi badan yang cukup lama sakit yang ditidurkan.
Pak Amiruddin langsung menawarkan ke saya untuk mengantar koran ke pelanggan sekali sepekan, tepatnya tiap Jumat.
Saya sanggupi, dan mulailah saya jadi loper koran itu di Padang Pariaman. Ada ratusan pelanggan awal sebagai modal untuk pengembangan koran itu.