Lihat ke Halaman Asli

Damanhuri Ahmad

Bekerja dan beramal

Segelas Kopi Menunggu Masuknya Subuh di Bayung Lencir

Diperbarui: 14 Oktober 2021   12:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto bersama di Rumah Makan Pincuran Gadang Musi Banyuasin. (Foto: dok damanhuri)

Sejam jelang waktu Subuh masuk, Selasa (28/9/2021) bus pariwisata yang mengangkut rombongan Walinagari Padang Pariaman ini tiba di Rumah Makan Simpang Raya Bayung Lencir. Rumah makan tempat bus ini biasa berhenti saat melakukan perjalanan yang melewati Lintas Timur Sumatera tersebut.

Bayung Lencir, seperti dicatat Wikipedia adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, Indonesia. Pada tanggal 29 Desember 2010, Kecamatan Bayung Lencir dimekarkan untuk membentuk Kecamatan Tungkal Jaya. Kecamatan Bayung Lencir dibelah oleh Jalan Lintas Sumatera dari utara ke selatan yang panjangnya sekitar 90 kilometer.

Yang mau makan, minum atau apa saja yang ketuju, silakan. Sepanjang ada persediaan di kedai itu, rombongan bebas memilih menu sesuai selera masing-masing.

Sambil menunggu datangnya waktu Subuh, rombongan pun berpencar. Ada yang pesan kopi, juga banyak yang menikmati nasi goreng.

Sebelumnya, makan siang dan malam di Salero Kampuang di Kota Solok dan di Koto Baru Dharmasraya.

Magrib di Masjid Babussalam Koto Baru terasa perjalanan studi tiru ke Palembang dan Lampung ini ada nuansa relegiusnya.

Masjidnya rancak. Pas berhenti Muazin hampir selesai azan Magrib. Air untuk berwuduknya banyak, sehingga kita puas dan senang melakukan ibadah wajib di masjid yang terletak di pinggir jalan Lintas Sumatera, di Kabupaten Dharmasraya ini.

Masjid penuh seketika. Ada juga bus Padang-Jakarta yang bersamaan berhenti dengan bus rombongan walinagari.

Pun, anak-anak mengaji ke masjid itu ramai datangnya ke masjid senja jelang Magrib itu. Mungkin ngajinya malam atau giliran malam.

Masjid Babussalam ini sederhana. Tak terlalu besar, dan tidak terlalu kecil. Terletak di kawasan Pasar Koto Baru, membuat masjid ini sepertinya tak pernah sepi dari jemaah. Hanya saja saat ada beberapa bus yang berhenti untuk menunaikan kewajibannya dalam agama, terasa sekali kecilnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline