Vagina merupakan organ vital yang harus dijaga oleh wanita. Keberadaannya harus senantiasa sehat dan selalu bersih. Namun, apakah perlu menggunakan produk pembersih vagina saat membersihkan vagina?
Pembersih vagina diklaim memiliki beberapa manfaat untuk organ intim yang satu ini. Mereka yang menggunakan produk ini percaya bahwa dengan memakainya bisa membuat vagina terasa kesat dan berbau wangi, serta lebih bisa membersihkan dibandingkan degan air biasa tanpa menimbulkan efek samping. Bahkan apabila digunakan setiap saat.
Keberadaannya dianggap sama seperti sabun mandi. Lah wong ya sama-sama sabun, berarti fungsinya sama untuk membersihkan. Kalau sabun mandi untuk membersihkan badan berarti yang ini untuk untuk membersihkan vagina.
Ibu-ibu kalau sudah berkumpul terkadang membicarakan mengenai sabun pembersih ini. Kalau ditanya alasannya, ya biar bersih lah, Mbak terus juga biar suami senang, gitu.
Iklan-iklan tentang pembersih vagina sudah sejak dulu berlalu lalang di televisi dengan menyasar remaja yang beranjak dewasa dan wanita 20-an keatas. Iklan tersebut berdalih seakan vagina itu sangat perlu dibersihkan dengan suatu produk pembersih. Jika dilihat, mereka hanya gencar-gencarnya berpromosi agar produk yang dijual laku di pasaran. Saat masuk ke supermarket atau minimarket juga terpampang produk pembersih vagina dengan berbagai macam merek.
Memang tidak salah kalau ingin merawat organ penting dalam tubuh, malah harus. Namun, pernahkah mencari tahu sebenarnya pembersih seperti itu efektif tidak untuk membersihkan? Atau mungkin malah menimbulkan efek yang berbahaya?
Tidak sedikit dari mereka yang menggunakannya dengan tujuan untuk membersihkan area kewanitaan agar terhindar dari bau malah justru vaginanya terasa gatal. Selain gatal, juga malah muncul ruam kemerahan di sekitar area kewanitaan tersebut.
Hal itu terjadi karena kandungan yang ada di dalam suatu produk pembersih area kewanitaan tidak selalu aman untuk kulit. Beberapa ada yang menjadi faktor pemicu timbulnya masalah kesehatan kulit yang sangat mengganggu.
Beberapa senyawa atau bahan berisiko yang terkandung dalam produk pembersih area kewanitaan adalah sebagai berikut.
- Sodium Lauryl Sulfate atau SLS
- Bahan ini umum dijumpai di produk pembersih dan juga skincare, termasuk pada produk pembersih vagina. Dilansir dari laman orami, Dr. Anita Sturnham menjelaskan bahwa SLS berfungsi sebagai surfaktan yang cara kerjanya menarik air dan memecah minyak. Memang, dengan adanya bahan ini mampu membantu dalam proses pembersihan dan membuat organ intim menjadi kesat. Namun, jangan dikira bahan ini aman-aman saja. Pasalnya, SLS dapat menyebabkan kulit kering, ruam, menjadi lebih sensitif, bahkan kulit serasa ditarik.
- Parfum
- Produk-produk pembersih Miss V biasanya mengandung parfum yang diklaim dapat memberikan wangi semerbak setelah digunakan. Namun, jika wanginya terlalu menyengat maka dapat dipastikan produk tersebut mengandung bahan kimia yang sangat banyak. Hal itu tentu saja dapat menyebabkan iritasi pada kulit.
- Paraben
- Seperti yang diketahui bahwa paraben ialah bahan pengawet yang bisa mempertahankan produk hingga bertahun-tahun. Tanpa disadari, penggunaannya ke kulit dapat menyebabkan bahaya, seperti iritasi bahkan kanker.
- Phenoxyethanol
- Senyawa ini berperan sebagai zat antiseptik dengan sifat yang berminyak. Memiliki nama lain glycol ether, senyawa ini dapat berfungsi sebagai pengawet. Penggunaannya yang terlalu sering dapat menimbulkan alergi maupun gangguan pada sistem saraf.
Dilansir dari laman web tirto.id produk pembersih vagina itu lebih banyak mudhorotnya daripada manfaatnya. Dengan memakai pembersih vagina seorang wanita dapat mengalami infeksi pada vaginanya, kanker serviks, bahkan kehamilan yang terjadi di luar rahim. Semakin sering seorang wanita membersihkan organ intimnya dengan produk tersebut semakin dekat pula risikonya terhadap berbagai penyakit.