Lihat ke Halaman Asli

Tidak ada yang instan !

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Keterpurukan TimNas U-19 kita di Sea Games Singapura , benar2 sangat menyakitkan . Di tengah2 kemelut persepakbolaan kita sebagai akibat dari sanksi FIFA , Tim Nas U-19 kita menunjukan betapa faktor suasana sangat berpengaruh pada performa para atlit . Para pemain Tim Nas adalah fihak terakhir yang harus kita mintakan pertanggung jawaban nya . Mereka adalah pejuang2 olah raga yang telah mengorbankan se-gala2nya demi menjaga nama harum sepakbola Indonesia .

Tapi kita harus akui , bahwa Tim lawan jauh lebih baik , khususnya dari segi persiapan . Federasi sepakbola negara2 Asean telah menetapkan Sea Games sebagai ajang persiapan bagi masa depan Tim Nas senior mereka. Kalender persiapan mereka jelas ter agenda dengan rapi . Dukungan pemerintah masing2 begitu besar , contoh nya menurut sahabat saya Dato Worawi Makudi , Presiden Footbal Association Thailand ( FAT ) , pemerintah Thailand setiap tahun menyediakan anggaran 10 juta US dollars , guna pembinaan dan persiapan Tim Nas Thailand di semua jenjang . Bandingkan dengan yang terjadi di negara kita , disamping anggaran yang boleh dikatakan hampir tidak ada , ditambah pula dengan pertikaian antara Menpora dengan FIFA , yang berujung kepada suspended PSSI oleh FIFA .

Banyak diantara kita bertanya mengapa prestasi di Singapura begitu parah ? Jawaban nya adalah : semua itu oleh karena "timing" Menpora untuk menyatakan perang ke FIFA salah posisi . Saat itu persiapan Tim Nas U-19 untuk terjun ke Sea Games Singapura sedang berlangsung . Bagai halilintar di siang hari , sebagai akibat ngotot nya Menpora membekukan organisasi PSSI , maka jatuhlah sanksi FIFA , yang nota bene , FIFA telah berulang kali memperingatkan agar campur tangan pemerintah terhadap rumah PSSI harus dicabut .

Sebagai akibat dari kondisi di suspend tersebut , para pemain kehilangan tempat berpijak untuk masa depan . Bayangkan saja kalu kita dalam posisi mereka , dari segi penghasilan mereka sudah faham bahwa selama Menpora tidak mencabut "pembekuan " PSSI , maka selama itu pula mereka akan kehilangan mata pencaharian . Alias  masa depan GELAP . Sedangkan bermain sepakbola adalah satu2nya keahlian mereka . Tim Nas U-19 kita itu masih bisa membantai Kamboja 6-1 dan mengalahkan tuan rumah Singapura di depan publik nya 1-0 sudah merupakan hal yang istimewa .

Kunci dari keberhasilan suatu cabang olah raga adalah tetap pada aspek pembinaan yang merupakan tanggung jawab pemerintah cq Kemenpora . Tugas Kemenpora pada dasarnya adalah sebagai mitra cabang olah raga , dan menyiapkan fasilitas serta perencanaan jangka panjang dan jangka pendek bagi kemajuan olah raga kita . Kita lihat contoh istimewa telah dibuktikan oleh Kemenpora  Australia , oleh karena kegagalan Kontingen Australia pada Olimpiade Montreal - Canada , pemerintah Australia menugaskan Kemenporanya mendirikan The Australian Institiute of Sports dengan modal sebesar 100 juta Dollar Australia di Canberra  pada tahun 1981. Tugas AIS adalah merekrut atlit2 remaja dari seluruh Australia untuk dilatih dan di didik secara ilmiah di institusi tersebut .

Target AIS adalah dalam 10 tahun sejak didirikan AIS , seluruh cabang olah raga Australia harus menjadi paling tidak 20 besar pada IOC Olimpiade . Banyak sekali atlit2 Australia kelas dunia saat ini yang merupakan alumni AIS .  Kebetulan saya sewaktu menjadi Chairman Brisbane Roar FC , diundang untuk menyaksikan fasilitas AIS khususnya cabang sepakbola . Untuk cabang ini , AIS mendatangkan team pelatih dari Negeri Belanda yang menjadi instruktur sepakbola kelas dunia . Semua pemain Tim Nas Australia saat ini adalah jebolan AIS . Dan kita harus ingat bahwa Tim Nas Australia selalu menjadi finalis Piala Dunia FIFA mewakili Asia yang nota bene memiliki persaingan yang ketat dengan : Jepang, Korea , Cina dan negara2 Timur Tengah seperti Saudi Arabia dan Iran .

Dari hal diata terlihat dengan jelas bagaimana peran pemerintah cq Kemenpora dalam pembinaan dan pengembangan cabang2 olah raga . Satu hal lagi yang sangat utama adalah Olah Raga dan Politik tidak bisa di jadikan satu atap , karena azasnya saling berbeda . Warisan terpenting olah raga adalah " PERSAHABATAN " warisan terutama Politik adalah " KEKUASAAN " ini seperti sepasang rel kereta api yang tidah pernah bisa bertemu .

Dari tulisan diatas sangat jelas bahwa pemerintah kita belum memiliki konsep jangka panjang guna memajukan olah raga di Indonesia . Kita masih terus ber eksperimen tanpa memiliki konsep yang jelas . Sebenarnya pemerintah Australia akan dengan senang hati mengembangkan kerja sama dengan Indonesia dalam meningkatkan prestasi olah raga . Sebagai contoh di tahun 2010 PSSI telah menanda tangani kerja sama dengan FFA ( Football Federatio of Australia ) guna mengadakan kerja sama di bidang pembinaan sepak bola remaja .

Jadi kesimpulan nya : TIDAK ADA KEBERHASILAN YANG INSTAN , semua harus melalui perencanaan jangka panjang dan kerja keras . Janganlah kita seoerti saat ini lebih mengutamakan PERTIKAIAN ketimbang duduk bersama dan mencari solusi . Kesombongan hanya akan membawa kepada KEHANCURAN .

 

Terima Kasih .

 

 

 

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline