Lihat ke Halaman Asli

Kita Belum Siap jadi Pelancong

Diperbarui: 11 September 2016   01:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Tentu sangat mengganggu ya, saya hanya punya villa enam units, itupun kami dan keluarga tinggal ditempat yang sama (di rumah induk), maksud hati pingin berbagi gaya hidup kami dengan para pelancong lokal terutama. Istri saya selalu mengatakan, lebih enak terima orang asing, tidak rewel, tidak terlalu urusan dengan TV terutama dengan liga premier dan siaran langsung bola sepak, kalau orang kita ribet kata istri saya..."pak...tvnya gak bisa nonton siaran langsung sepak bola ya?" banyak sekali pertanyaan tidak perlu, walaupun disemua villa kami telah menginstall TV kabel, minimum elu bisa nonton HBO. Dalam hati saya, ini mau liburan atau mau nonton TV?

Pelancong lokal pengamatan saya, kebetulan tempat kami berada di suburb (pinggiran Jogja), kebanyakan emang belum siap deh untuk liburan, pasti kita tahu yang namanya www.traveloka.com, pegipegi.com dan sebagainya, yang dinamakan OTA (Online Travel Agent), peancong kita sangat melek Internet, kebanyakan juga sudah bawa voucer, dimana kami sudah menjelaskan term and conditions di tempat kami, tapi ada aja yang bertanya: "aduh pak...ini di Desa ya, banyak ular gak?" saya selalu menjawab: "Aduh bu...banyak sekali, saya aja takut, kadang harimau juga datang kesini"

Belum lagi pelancong yang cheating, jelas-jelas per villa kami sudah menyebutkan maksimum hunian, misalkan per villa empat orang, tetap aja banyak pelancong lokal gak mau rugi, datang berenam, bertujuh, lengkap dengan onderdil tambahan...bawa rice cooker, bantal, selimut...., saya berfikir...kita sibuk membicarakan pemimpin yang jujur, tapi jadi pelancong aja belum siap jujur. 

Begitu pula pada saat long weekend, ada saja yang menelepon tengah malam cari kamar, lucunya dengan pertanyaan gak mutu, "pak villanya fasilitasnya apa aja? ada ini gak, ada itu gak?", begitu diomongin harganya pada mundur semua....bukan mahal sih, tebakan saya "Kita Belum Siap Jadi Pelancong". Saya gak ngerti juga, liburan itu dalam pikiran saya bersenang senang dan berboros boros, bukan menyiksa diri, ambil Villa untuk 4 Orang diisi 7 orang, tentu saya biarkan, "ini mau liburan atau mau menyiksa diri dan keluarga?" Dirumah aja lebih baik dalam hati saya, gak keluar duit dan tidak menyiksa diri dan ngajak keluarga lagi.

Paling lucu, kadang tamu kami menjemur pakaian di halaman kami (tamunya selain bawa selimut, rice cooker dsb, juga bawa tali jemuran :) wkwkwk, padahal kami menawarkan laundry murah...istri saya sampai geleng-geleng kepala, saya mengatakan, "pinjamkan jemuran, kalau tidak berbahaya nih...villa kita bisa mirip perkampunagan atlet tahun 80 an nih.

Saya selalu bertanya dalam hati, pantesan setiap long weekend, lebaran, hari besar lainnya, Pemerintah sibuk mengurus pemudik, kita mau bikin jalan tol yang six lines Jakarta-Jogja, tetap aja macet, karena kita belum siap mudik dan "kita belum Siap Jadi Pelancong", karena banyak dari kita hanya latah dan kadang pulang Kampung dan liburan biar kelihatan sebagai orang yang maju dan sadar berlibur, dalam hati saya, "kalau begini yang maju gigimu my friend" 

Pakem,
The Riverside Jogja

Dalin




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline