Lihat ke Halaman Asli

LED Lighting, Say Goodbye to Traditional Bulbs

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Bisa bayangkan dengan makin tingginya konsumsi masyarakat atas pemakaian listrik maupun untuk kebutuhan produksi sehingga  pemerintah rada kalang kabut memenuhi kebutuhan listrik. Hal ini belum lagi untuk kebutuhan investasi baru, bagaimana kita mampu mengembangkan investasi jika ketersediaan listrik tidak mencukupi? Beberapa negara maju telah melarang penjualan lampu pijar, bahkan pabrik lampu pijar terpaksa di tutup karena terkena kebijakan baru. Indonesia juga merencanakan pelarangan penjualan lampu pijar meski kita tidak tahu kapan kebijakan ini berjalan efektif. [caption id="attachment_132271" align="aligncenter" width="562" caption="Warna kuning lampu tradisional/mercuri 250 watt, warna putih LED 120 watt"][/caption] Munculnya LED lighting telah mejadi alternatif baru dalam rangka menghemat konsumsi listrik, meski harga masih tergolong mahal di banding lampu tradisional (pijar, mercuri sodium, HPS dsb) namun seiring berjalannya waktu fenomena lampu LED sama persis dengan kemunculan handphone pertama kali, siapa yang menyangka telah mengalahkan jumlah telpon rumah, mewabah hingga kemasyarakat kecil?. Atau kita bisa menengok kebeakang, dari VCD ke DVD, Disket ke Flasdisk, begitulah LED Lighting. Beberapa perusahaan di Indonesia telah pula mengadakan studi akan LED, saat ini mereka sedang merencanakan bahkan telah masuk tahap penghitungan anggaran untuk berpindah ke LED, bisa bayangkan dimana lampu LED mampu menghemat 60 s/d 70 % di banding lampu tradisional. Perusahaan akan banyak menghemat pengeluaran, mengurangi biaya perawatan, kecelakaan kerja dsb. Bagi pemerintah kota/kabupaten lain pula masalahnya, pajak penerangan jalan umum yang berkisar 5 s/d 10 %  yang ditarik mealui PLN kadang telah pula menjadi momok, dimana pada umumnya pemerintah kota/kabupaten masih tombok, yang seharusnya menjadi sumber pendapatan asli daerah menjelma menjadi sumber pengeluaran daerah. LED-sasi  merupakan solusi. Banyak sekali kelebihan LED, selain ramah lingkungan, lebih dingin, bug free dsb. Seperti pemkot Jogja, telah mulai melaksanakan studi atas penggunaan LED yaitu dengan uji coba lampu jalan LED, begitu pula beberapa perusahaan seperti Holcim, Badak NGL. Dengan usia hingga 15 tahun tentu banyak hal yang bisa di hemat seperti biaya listrik, biaya pemeliharaan bahkan bisa menghemat biaya procurement dan pengadaan lampu, dimana dengan lampu tradisional melaksanakan tender setiap tahun, maka dengan LED paling 10 tahun sekali, hebat bukan? Teuku Dalin LED Consultant Pertanyaan seputar LED, silahkan kirim email: teuku.dalin@bralinkintertrade.com "Jangan membeli produk lampu LED tanpa rekomendasi dari kami"




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline