Lihat ke Halaman Asli

Suku Angkola, Kisah Rajendra Chola dan Sisa Sisa Rakyat dan Prajuritnya

Diperbarui: 13 September 2019   15:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

  • Ankola memang suku Angkola bukan batakKisah Rajendra Chola dan PasukannyaDimungkinkan setelah sepeninggal kekuasaan  Rajendra chola di sumatera utara ( Nusantara )
    Beberapa Pasukan Dan Rakyat Angkola melarikan diri seAman mungkin hingga membentuk kembali komunitas masyarakat membaur dgn orang orang yg senasib dan sepenanggungan
    mungkin pula membentuk bebarapa komunitas hingga suku suku disumatera utara dan sekitarnya salah satu Diantaranya  suku pakpak ? Benarkah
    Mari kita cari tau bersama
    Sekilas info

    Suku Pakpak
    Suku Pakpak berasal dari keturunan imigran bangsa atau suku dari India Selatan (kerajaan Colamandala) yang pernah menyerang dan menahlukkan kerajaan Sriwijaya (di Palembang) hingga raja Sri Sangramawijaya Tunggawarman tertawan (1025 M). Kerajaan Sriwijaya ini akhirnya runtuh tahun tahun 1337 M, yang menyebabkan terjadi penyebaran manusia sehingga terbentuk suku Pakpak suak Pegagan sekitar 600 tahun yang silam. Diduga manusia pendatang (imigran) pertama yang masuk ke tanah Pakpak

    Karo dan Gayo (Alas) adalah sama nenek-moyangnya, karena kata menyebutkan air (kebutuhan utama manusia) adalah hampir sama dimana Air menurut :

    Air bahasa pakpak adalah Lae
    Air bahasa Karo adalah Lau
    Air bahasa Gayo (Alas) adalah Lawe

    Kemiripan dan persamaan  kata-kata dalam bahasa Pakpak dengan bahasa Karo adalah relatip besar.

    Tanah Karo terkenal Marga Silima
    Tanah Pakpak terkenal Pakpak Lima Suak (sama-sama kata lima).

    Pakpak-Dairi terdiri dari lima (5) suak yang menempati wilayah ( hak ulayat ) masing-masing, yakni :

    1. Pakpak suak Boang, di daerah Boang, Singkil, Sebullussalam, daerah Aceh dan sekitarnya.
    2. Pakpak suak Klassan, di derah Parlilitan, Pakkat dan sekitarnya, misalnya marga di daerah Urang julu (disebut: daerah Sionem Koden) adalah Simbuyak-mbuyak (berketurunan bermarga  , diperkirakan bermerga Turuten, Pinayungen, Maharaja, Tinambunen, Tumangger dan Anak Ampun (artinya anak bungsu, sering disebut Nahampun) dan didaerah pakat marga Meka dan lain lain,
    3. Pakpak suak Simsim, didaerah kecamatan Kerajaan, Salak dan sekitarnya, misalnya marga Kabeaken, Brutu , Padang Batanghari , Sitakar, Tinendung, dan lain lain.
    4. Pakpak suak Keppas, misalnya keturunan si Naga Jambe yang mulanya berasal dari daerah Sicikeh-cikeh dan kemudian berkembang didaerah Sidikalang yakni ada 7 marga yaitu,
    A.Raja Udjung
    B.Raja Angkat
    C.Raja Bintang
    DRaja Capah
    E.Raja Gajah
    F.Manik Raja Kudadiri
    G.Raja Sinamo.

    5. Pakpak Pegagan, di daerah Pegagan (meliputi daerah Balna Sibabeng-kabeng, Lae Rias, Lae Pondom, Sumbul, Juma Rambah, Kuta Manik, Kuta Usang dan sekitarnya, hanya ada tiga (3) marga yaitu :
    (1) Raja Matanari
    (2) Raja Manik
    (3) Raja Lingga.
    Marga (Raja) Matanari, Manik dan Lingga adalah keturunan Papak Suak Pegagan (disebut si Raja Gagan ataupun si Raja Api).
    Si Raja Api adalah salah seorang dari Pitu (7) Guru Pakpak Sindalanen (yakni keturunan Perbuahaji) , yang cukup terkenal ilmu kebatinannya (dukun yang disegani , ditakuti dan tempat belajar atau berguru ilmu kebatinan) diketahui melalui legenda yang cukup terkenal di daerah Pakpak, Karo Simalem dan mungkin juga di Gayo  (Alas).
    Apabila Pitu Guru Pakpak Sindelanan bersatu, maka dianggap sudah lengkaplah ilmu kebatinan yang dipelajari orang pada zaman dahulu, yakni meliputi:
    1. Raja Api (Raja Gagan) di daerah Pakpak Suak Pegagan, adalah dukun (datu) yang mempunyai ilmu kebatinan Aliran Ilmu Tenaga Dalam, yang menyerupai tenaga Api (misalnya disebut: Gayung Api, apabila kena pukulanya akan terbakar atau gosong, Tinju Marulak, yakni justru orang yang memukulnya yang mengalami efek pukulan, dan lain lain), Ilmu kebatinan yang dikuasai dan dikembangkan si Raja Api dan keturunnya berkaitan dengan pembelaan diri, berkelahi, dan berperang melawan musuh.
    2. Raja Angin di daerah Pakpak Suak Keppas, adalah dukun yang mempunyai ilmu kebatinan sperti tenaga angin. Kalau angin kuat berhembus (topan) dapat merobohkan yang kuat dan besar. Kalau angin berhembus lambat, tidak akan terasa dan tidak dapat dilihat, tetapi mereka ada. Jadi dapat tiba-tiba si Dukun (yang mempunyai ilmu ini) tiba-tiba ada di depan mata kita.
    3. Raja Tawar pergi ke Tanah Karo Simalem, adalah dukun yang mempunyai ilmu kebatinan berkaitan dengan obat-obatan ramuan tradisional. Terbukti di daerah tanah Karo Simalem berkembang ilmu pengobatan Ramuan Tradisional, pengobatan Patah Tulang, luka terbakar dan lain lain
    https://m.facebook.com/groups/147517652695203?view=permalink&id=299589574154676

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline