Lihat ke Halaman Asli

mohammad mustain

TERVERIFIKASI

Soal Jokowi Akan Gebuk yang Menuduhnya PKI

Diperbarui: 15 Maret 2018   16:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto cnn.com

Sekali lagi Presiden Joko Widodo mengungkapkan kekesalannya terhadap pihak yang menuding dia terlibat Partai Komunis Indonesia (PKI). Kali ini, dia menyatakan akan menggebuk si penyebar isu tersebut. Namun, sayangnya presiden belum berhasil menemukan orang yang membuatnya kesal itu.

Lah, masak sih sekelas Presiden Jokowi dan aparatnya belum berhasil menemukan biang kerok pembuat dan penyebar tuduhan PKI itu? Bagi orang awam seperti saya, pernyataan presiden ini seperti sekaligus menggambarkan bagaimana lihainya si pembuat berita hoax PKI itu dalam menjalankan aksinya.

Pernyataan presiden soal tuduhan terlibat PKI, yang diutarakannya di Serang Banten, Rabu kemarin itu, seperti mengulangi kekesalannya yang diungkapkan di Bogor 6 Maret lalu, "PKI saja dibubarkan 1965. Saya lahir 1961. Berarti ada PKI balita. Lucu banget itu. Ngawur banget itu." 

Memang sudah berkali-kali tuduhan terlibat PKI itu dilontarkan kepada Jokowi. Dan, sudah sering pula dia membanrah isu itu. Namun, agaknya isu itu memang secara masif dilontarkan untuk menjatuhkan Jokowi sejak masa Pilpres 2014 dulu. Berulang dan terus berulang. 

Persoalan ini menjadi menarik ketika Presiden Jokowi menyebut belum bisa menemukan orang yang melontarkan tuduhan keji itu. Dia ingin dan akan menggebuk orang atau pihak yang menuduhnya terlibat PKI, tetapi sampai saat ini belum berhasil menemukan orang atau pihak yang menuduhnya itu.

"Jengkel tapi cari orangnya enggak ketemu. Awas kalau ketemu tak gebuk betul itu." Itulah pernyataan Jokowi di Serang, Banten, Rabu (14/3) kemarin.  [1]  Manusiawi Presiden Jokowi merasa kesal dan ingin menggebuk si pelaku.

Itu mungkin sama manusiawinya seperti kita yang juga marah dan jengkel dengan maraknya penyebaran ujaran kebencian, berita hoax, upaya adu domba di media sosial dewasa ini. Bedanya kita warga masyarakat biasa, sementara Jokowi seorang presiden yang punya kekuasaan dan aparat yang membantunya.

Karena itu ketika Presiden Jokowi menyatakan belum berhasil menemukan orang yang menuduhnya terlibat PKI, tentunya bisa menimbulkan banyak praduga tentang kinerja para pembantunya. Namun lebih dari itu, bisa saja ada penilaian bahwa pihak penyebar tuduhan PKI memiliki jaringan yang rapi dan sulit diendus keberadaannya oleh aparat. Ibaratnya kentut, baunya semerbak ke mana-mana namun sumbernya entah di mana.

Tuduhan dan serangan berita hoax terhadap figur Jokowi memang punya kisah yang cukup lama, pastinya sejak dia ikut ajang Pilpres 2014 lalu. Saat itu, portal berita Kompas.com edisi 16 Juli 2014 sempat menulis soal Rob Allyn, konsultan politik pasangan capres-cawapres Prabowo-Hatta yang dituduh terlibat kampanye kotor atau kampanye hitam demi memenangkan kliennya itu dalam Pilpres 20014. 

Selain bantahan Rob Allyn, kompas.com memuat kutipan menarik dari "indonesia-2014" yang pemimpin umumnya Goenawan Mohamad soal tuduhan komunis, kafir, dll yang diarahkan ke Jokowi saat itu

"Apa yang terjadi di Indonesia saat ini khas karya-karya Allyn: penuh kebohongan, fitnah, rekayasa, dan pelintiran. Jokowi misalnya dituduh sebagai komunis, kafir, anti-Islam, Kristen, memiliki orangtua Tionghoa-Singapura. Begitu juga konsep Revolusi Mental, ini dituduh sebagai gagasan komunis. Di sepanjang proses pemfitnahan ini, beredar bukti-bukti hasil rekayasa, seperti foto, akta kelahiran atau bahkan surat nikah palsu," tulis Indonesia-2014 dalam artikel yang terbit pada 13 Juli 2014."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline