Lihat ke Halaman Asli

mohammad mustain

TERVERIFIKASI

Citra Panglima TNI Setelah Ditolak Masuk AS

Diperbarui: 23 Oktober 2017   09:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo / foto antaranews.com

DPP Partai Nasdem dengan gagah perkasa, menuntut Presiden AS Donald Trump meminta maaf kepada Pemerintah Republik Indonesia, atas peristiwa ditolaknya Panglima TNI Gatot Nurmantyo memasuki AS untuk memenuhi undangan Panglima AB AS Jenderal Joseph F Durfort. Kedubes AS di Jakarta telah meminta maaf atas hal yang disebut disebabkan persoalan internal AS itu.

Kabar terakhir menyebut Kedubes AS di Jakarta, selain telah mengajukan permintaan maaf kepada Menlu RI Retno Marsudi, juga menyatakan siap memfasilitasi kepergian panglima TNI ke AS untuk memenuhi undangan Jenderal Joseph F Durfort itu. Tetapi, belum jelas benar apa penyebab pasti munculnya penolakan masuknya panglima TNI ke AS oleh US Custom and Border Protection, bagian dari Departemen Keamanan Dalam Negeri AS itu.

Jadi, apa yang dialami Jenderal Gatot Nurmantyo ini memang masih bisa menimbulkan banyak spekulasi tentang sebab pastinya. Untuk sementara, kita percaya saja penyebab penolakan itu akibat disinformasi atau disharmonisasi lembaga pemerintahan AS di bawah kendali Presiden Donald Trump yang memang sering bikin heboh itu. Bolehlah diibaratkan ada undangan dari sahabat tetapi saudara atau bapak sahabat itu menolaknya.

Panglima TNI hendak ke AS itu kan untuk ikut dalam Konferensi Panglima Pertahanan mengenai Organisasi Kejahatan Ekstremis yang akan dilaksanakan pada 23-24 Oktober 2017 di Washington DC. Dia datang karena diundang. Tema konferensi itu sungguh tepat untuk dihadiri Indonesia, yang mengalami persoalan kejahatan ekstremis sudah cukup lama. Hubungan Indonesia dan AS juga cukup erat selama ini. Jadi, mengapa kok tiba-tiba panglima TNI ditolak?

Tulisan tak hendak menambah spekulasi penyebab penolakan itu. Namun, yang pasti peristiwa itu sedikit banyak telah mempengaruhi citra Panglima TNI Gatot Nurmantyo. Tentu saja pengaruh itu bisa positif dan bisa negatif, bergantung sudut pandang masyarakat yang menilainya. Karena ini zaman survei, mungkin sudah ada yang dengan cepat melakukannya untuk mendapat gambaran setengah pasti (survei itu rabaan, jadi setengah pasti saja disebutnya).

Nama panglima TNI beberapa waktu terakhir juga sering muncul dalam survei, jadi kalau ditambah lagi juga tak masalah. Jadi, para tukang survei silakan melangkah dan tak perlu sungkan meski ada yang nyletuk, "ini kok disurvei terus, emangnya ada apa". Biarkan saja celetukan itu, survei tetap harus jalan demi "kemaslahatan umat".

Dari pandangan mereka yang kurang sepaham dengan Jenderal Gatot Nurmantyo, bisa jadi akan muncul reaksi negatif atau nyinyir. Misalnya, mereka akan menghubungkan penolakan ini dengan penolakan serupa yang juga dialami Wiranto dan Prabowo Subianto. Atau dengan kata lain, Jenderal Gatot "belum" direstui masuk AS. Ini akan dihubungkan lagi dengan masa depan dan karir politiknya paska pensiun tahun depan.

Pernyataannya dan sikap politiknya selama beberapa tahun terakhir, khususnya di tengah hiruk pikuk gerakan nomor-nomor "cantik" yang bikin pusing dan sport jantung itu akan dihubungkan pula. Pokoknya, penolakan masuk AS ini akan menambah daftar "kenegatifan" Jenderal Gatot Nurmantyo. Alasan bisa saja dicari, lha wong memang gak sepaham, kok.

Meskipun begitu, dampak positif jelas juga ada. Setidaknya, nama Jenderal Gatot Nurmantyo akan berkibar di kalangan masyarakat yang tak suka Amerika atau asing atau kolonial penjajah, dan sejenisnya. (Itu kata kolonial penjajah saya sebut karena akhir-akhir sedang ngetren, boleh dihapus kalau tak suka.) Nama yang berkibar ini penting bagi eksistensi seseorang. Semakin sering nama disebut dan dibicarakan, berarti eksistensi seseorang diakui.

Selain itu, penolakan masuk AS itu juga bisa berpengaruh positif bagi Jenderal Gatot untuk meneguhkan statusnya sebagai jenderal yang bukan "anak emas" Amerika. Artinya, dia diakui sebagai sosok jenderal yang nasionalis dan tidak didikte AS. Buktinya, dia dicekal masuk AS. Ini bisa menimbulkan penafsiran Jenderal Gatot tidak disenangi Amerika karena tidak bisa dikendalikan. 

Jadi, ditolaknya Jenderal Gatot Nurmantyo memang bisa menimbulkan dampak positif dan negatif. Persoalannya adalah apa dampaknya bagi kredibilitas pemerintah Indonesia yang panglima TNI-nya ditolak masuk AS. Sebabnya, kedatangan dia ke AS membawa juga nama institusi pemerintah RI, bukan Gatot Nurmantyo pribadi. Apakah ini bukti AS memandang sebelah mata pemerintah RI? 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline