Ah, Mukidi memang layak dapat perhatian. Lepas dia tokoh rekaan sehingga tak bisa jadi cagub DKI atau maju dalam Pilpres 2019 nanti, Mukidi adalah Mukidi, yang menghibur, yang menggelitik, dan membuat tertawa terbahak-bahak. Mungkin, kehadirannya saat ini sangat pas dengan situasi dan kondisi "stres" yang ada, sehingga para elit pemerintahan dan politik juga larut dalam ke-Mukidi-an.
Karena penasaran dengan Mukidi efek yang begitu menggelora, sehingga membuat hape banjir kiriman kisah Mukidi, sayang iseng-iseng mengetik kata mukidi di twitter. Hasilnya, Mukidi memang cocok disebut menimbulkan Mukidi efek. Saya yakin, banyak nama keren yang ikut ber-mukidi-ria.
Setidaknya ada tiga nama yang cukup dikenal khalayak yang komen soal mukidi, Lukman Hakim Syaifuddin menteri agama, Pramono Anung sekretaris kabinet, ada juga Jenderal Moeldoko yang tampaknya juga menikmati Mukidi efek. Saya penasaran, apakah Presiden Jokowi dan Prabowo, SBY, Ahok juga terkena Mukidi efek, ternyata tak ketemu ada tweet dari mereka.
Politikus Roy Suryo yang ikut men-tweet menilai fenomena Mukidi ini ada yang memunculkan untuk menutupi adanya kasus besar. Sayangnya Pak Politikus ini tak menyebut kasus apa itu. Dia mungkin tak tahu saja, bermukidi ria ini sudah lama. Masyarakat sih tahunya enjoy saja tak usah suudzon begitu, tak baik nanti cepat tua.
Memang, banyak yang menilai munculnya humor ala Mukidi yang jadi viral di medos ini, dari berbagai macam sudut, ya seperti Pak Politikus itu. Saya sendiri menilai dari hal yang paling sederhana, masyarakat butuh hiburan dan Mukidi memberikan humor segar yang menghibur, masyarakat butuh sesuatu yang ditertawakan, Mukidi menyediakan dirinya untuk ditertawakan.
Karena itulah Mukidi mampu memberikan efek yang menggembirakan, sesuatu yang dibutuhkan di tengah Jokowi efek yang pada beberapa kalangan membuat stres. Jokowi Lovers tak perlu tersinggung, akhir-akhir ini beberapa kebijakan Jokowi memang bisa menimbulkan "stres" pada beberapa pihak. Misalnya saja soal kewarganegaraan Archandra Tahar yang dicopot dari jabatan menteri.
Ya toh, ada tarik ulur kepentingan; ada yang ingin cepat ada yang menghambat. Ada yang berlagak serem dengan dalil hukum yang menakutkan, ada yang tetap ceria meski hatinya mungkin menangis dan gundah gulana.
Nah, humor Mukidi ini mungkin bisa menghibur....
MUKIDI PLESIR KE TANAH MELAYU
Mukidi ke Tanjung Pinang naik pesawat, sudah nahan kebelet dari Jakarta. Sampai di sana langsung buru-buru nyari toilet. Pas mau masuk, eh dihalangi oleh penjaganya dengan *berpantun*.
"Wet et et et...tunggu, tunggu," kata penjaganya.