Lihat ke Halaman Asli

Dakwah Masa Kini

Ust. Muhammad Yusuf al-Minangkabawi

Fathul Ghaib "Risalah 8"

Diperbarui: 9 Februari 2023   10:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

MADRASAH ISLAMIAH SOSMED

Republished: "Ust. Muhammad Yusuf al-Khalidiyah as-Siguhungi al-Minangkabawi" Fathul Ghaib

https://wa.me/message/PMF26UGS5SFFL1

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

DIRASAH RISALATUL TSAMINAH

---------------------------------

Telah berkata Syaikh Abdul Qadir al-Jailani: "Apabila kamu berada pada suatu keadaan tertentu, janganlah kamu meminta suatu keadaan yang lebih tinggi atau yang lebih rendah,, apabila kamu berada di pintu istana, janganlah kamu masuk sebelum kamu disuruh masuk,, janganlah kamu menganggap cukup dengan kebenaran masuk itu saja, karena boleh jadi itu adalah suatu dalih atau tipuan dari raja itu,, hendaklah kamu bersabar, sampai kamu dipaksam masuk ke dalam istana itu atas perintah raja itu sendiri,, karena dengan demikian kamu tidak akan dimintai pertanggung jawaban tentang perbuatan kamu masuk ke dalam istana itu,, sekiranya kamu masih dihukum juga, maka hal itu adalah lantaran kamu bersalah tamak tidak sabar tidak bersopan santun dan hendak menikmati kepuasan keadaan hidup yang sedang kamu hadapi itu,, jika kamu dipaksa masuk dan kamupun masuk, maka hendaklah kamu memasukinya dengan penuh sopan santun,, penuh hormat dan memperhatikan apa yang diperintahkan kepada kamu, tanpa meminta kenikan taraf hidup,, Allah berfirman kepada Rasul-Nya; 'Dan janganlah pandanganmu dipengaruhi oleh apa yang kami karuniakan kepada segolongan manusia dari kemegahan hidup di dunia ini, karena Kami menguji mereka dengan itu,, adalah rizki yang diberikan oleh Tuhanmu itu lebih baik dan lebih kekal', Allah menasehati Nabi-Nya supaya berhati2 terhadap keadaan yang ada itu dan supaya ridho dengan karunia Allah,, dengan kata lain firman ini menyatakan apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa perkara2 yang baik2, kenabian, ilmu, keridhaan, kesabaran, kekuasaan agama dan berjihad di jalan Allah,, semua itu adalah lebih baik dan lebih berharga dari pada apa yang Aku berikan kepada orang2 lain, sebaikan itu terletak pada menjaga keadaan yang telah ada,, merasa puas dengannya dan menjauhkan segala keinginan kepada yang lain, karena perkara2 itu telah dikhususkan untuk kamu, atau untuk orang lain atau bukan untuk siapa2,, tetapi oleh Allah telah dijadikan sebagai suatu ujian, jika sesuatu perkara itu telah dikhususkan untuk kamu maka pasti kamu akan mendapatkannya,, baik kamu menyukainya maupun tidak menyukainya, tidaklah wajar kamu menunjukkan ketidak sopananmu atau ketamakanmu, karena hal itu bertentangan dengan akal dan ilmu yang sempurna,, apakah gunanya kamu mengharapkan apa yang telah ditentukan untuk orang lain, karena kamu tidak akan mendapatkannya,, sekiranya suatu perkara itu tidak ditentukan untuk siapa2, maka itu adalah satu ujian belaka,, orang yang berakal tidak akan bersahaja untuk mencari suatu ujian, karenanya kebaikan itu adalah menjaga dan ridho dengan keadaan yang ada sekarang,, setelah kamu dibawa ke tingkat atas lalu dari situ kamu menuju puncak istana, kamu harus berhati2 seperti yang telah kami nyatakan mengenai penghormatan berperangai baik dan tidak banyak bicara,, berhati2lah dan hendaknya kamu berbuat yang lebih dari ini, karena sekarang kamu sudah dekat dengan raja dan juga sudah dekat dengan bahaya,, oleh karena itu janganlah kamu meminta perubahan keadaan, dari keadaan yang sekarang kepada keadaan yang lain,, baik keadaan itu lebih tinggi maupun lebih rendah, dan jangan pula kamu meminta supaya keadaan itu tetap atau diganti,, kamu tidak mempunyai hak memilih di dalam perkara ini, jika kamu meminta maka hal itu adalah tanda bahwa kamu kurang sopan,, akan merendahkan derajat kamu dan merugikan kamu juga, karenanya teruslah berbuat sebagaimana yang kami tunjukkan,, sehingga kamu dinaikkan ke suatu tingkatan dan ditetapkan di dalam tingkatan itu, maka ketika itu kamu akan mengetahui bahwa semua itu adalah karunia Allah yang menunjukkan tanda2 kebesaran-Nya,, tetaplah kamu berada pada tempat itu dan janganlah berubah2 lagi, keadaan perubahan kerohanian adalah milik wali Allah yang biasa,, sedangkan perhatian kerohanian adalah kepunyaan wali Allah yang derajatnya lebih tinggi,."

Kitab Fatuhul Ghaib Dalam "Risalah 8" Syaikh Abdul Qadir al-Jailani

================================


Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline