Lihat ke Halaman Asli

BAHAYA NYA AROMA

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

BAHAYA NYA AROMA

Hidup penuh dengan wewangian. Kemana pun anda pergi, ada saja yang jual wangi-wangian. Ada kalanya kita sangat suka dengan aroma tersebut, hingga ingin memilikinya, dan sampai borong habis-habisan, tanpa memikirkan orang lain yang sama dengan kita seleranya,. Itulah manusia, ciptaan Ilahi, yang sering kali Egois. Tapi ada kalanya juga, boro-boro untuk memiliki, masih jauh di belokan ujung sana, aroma itu sudah membuat kita muak, kalau ada jalan lain, pasti sudah pindah jalur, saking tidak suka nya sama aroma tersebut.

Yaaa... Namanya juga hidup dan Hidung..

Hidup,,, kadang kala kita harus pasrah akan aroma yang kita hadapi, entah itu aroma yang sedap, wangi, dll,,, tetap harus di hadapi..

Hidup,,, sekalipun yang kita hadapi bertolak belakang dengan aroma yang kita sukai, yang kita ingini,, tetap harus di hadapi..

Hidup,, sering kali kita di berikan limpahan air mata, setegar apapun,, sekuat apapun,, kita menghadapi aroma kehidupan itu,, tetap aja kita hanya bisa pasrah di Takdir yang Ilahi berikan. Kekuatan mu menghilangkan aroma, ketangkasanmu menghalau aroma dengan masker kesukaanmu, setebal apapun masker yang anda pasang di hidung anda, Takdir aroma kecut itu tetap aja akan tercium hidung. Kecuali anda sedang flu, itu pun anda akan berusaha mencari obat flu, berharap bisa mencium aroma wewangian, yang tercium ternyata aroma kecut.

Hidung,, aroma itu sangat membelenggu ku. Semakin aku berusaha membuang Aroma mu, semakin menempel di hidungku. Semakin jauh aku melangkah meninggalkan aroma mu, semakin lama aroma itu bersarang di hidungku. Aku tidak tahu lagi harus buang kemana aroma itu..

Ma'afkan aku..

Ma'afkan aku..

Sungguh aku tidak tahu lagi harus pergi kemana lagi, agar aroma mu tidak menempel di hidung ku.. Sungguh aroma mu sangat menyiksa ku.. Dua puluh tahun sudah aroma itu di hidung ku, tidak mengenal siang, malam, pagi, petang, hujan, panas, aroma mu selalu menempel di hidung ku..

Bukan nya aku tidak berusaha mencari aroma yang lain, wewangian yang lain, sampai sa'at ini, aku belum menemukan nya., dan aroma mu tidak mau beranjak dari hidungku. Hidung ku masih mencium aroma yang sama..

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline