Lihat ke Halaman Asli

daisah

Mahasiswi Desain Furnitur Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu

Perkembangan dan Munculnya Istilah Baru dalam Bahasa Indonesia

Diperbarui: 2 Oktober 2020   12:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: unsplash

Bahasa Indonesia merupkan jati diri bangsa Indonesia yang berperan penting sebagai bahasa pemersatu Bangsa. Dengan bahasa indonesia seluruh lapisan masyarakat dari berbagai suku di Indonesia dapat berkomunikasi dengan baik. Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi antara komunikator dengan komunikan. Zaman memasuki era digital, dimanakomunikasi semakin mudah dilakukan, hal tersebut tentunya berdampak terhadap perkembangan bahasa Indonesia yang berdudukan sebagai bahasa pemersatu bangsa.

Kemudahan berkomunkasi pada era ini menjadikan masyarakat semakin mudah untuk saling mengenal dan menjalin keakraban melalui berbagai sarana komunikasi di sosial media.

Seiring berjalannya waktu, bahasa Indonesia mengalami perkembangan, dengan banyaknya istilah  baru yang bermunculan baik dalam komunikasi sehari-hari maupun dalam media sosial. Yang mana pemakaian bahasa Indonesia mulai mengalami pergeseran, dan digantikan dengan bahasa anak remaja atau lebih dikenal dengan bahasa gaul. Perilaku tersebut cenderung menyelipkan bahasa asing yang dianggap masyarakat lebih modern atau kekinian apabila digunakan untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.

Telah banyak kita dapati istilah-istilah baru dalam bahasa indonesia seperti, santuy, monmaap, nolep, nongki dan sebagainya. Tak jarang juga penggunaan bahasa asing dalam komunikasi sehari-hari misalnya selfie, gadget, stand up, mouse, mikrofon, link, netizen, ofline, online, preview, contact person. Kosakata-kosakata tersebut lebih dikenal khalayak luas dan sering digunakan dibandingkan swafoto, gawai, komedi, tunggal, tetikus, pelantang, pranala, warganet, daring, luring, pratayang dan narahubung.

Pengaruh yang diberikan bahasa gaul terhadap bahasa Indonesia berdampak negatif bagi kelestarian bahasa Indonesia, khususnya dalam penggunaan kosakata dan tata bahasa. Tak hanya itu, penggunaan bahasa gaul dapat menurunkan derajat bahasa Indonesia, sehingga bahasa indonesia semakin pudar bahkan dianggap sebagai bahasa kuno. Hal tersebut dapat terjadi apabila bahasa gaul telah digunakan oleh masyarakat secara luas bahkan generasi muda Indonesia.

Bahasa gaul boleh saja digunakan ketika berbicara dengan orang yang lebih muda ataupun teman sebaya. Namun kita juga perlu menjaga kelestarian pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar. Jangan sampai bahasa gaul menggeser keberadaan bahasa Indonesia, dan wajib bagi kita untuk menjaga kelestariannya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline