Lihat ke Halaman Asli

Dainsyah Dain

Chief Education Officer

Sekolah Salah Kaprah

Diperbarui: 27 Mei 2020   17:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Empat domain kompetensi untuk sukses dalam pembelajaran, pekerjaan, dan penghidupan | karya pribadi, sumber pinterest

Sekelas aplikasi ruangguru juga salah memahami konsep pembelajaran berbasis teks, yang diusung mata pelajaran bahasa indonesia. Di sekolah sering didapati guru bahasa indonesia melakukan pekerjaan percobaan dangkal dengan kualitas asal lewat.

Ketika saya mengharapkan pertolongan artikel di dunia maya ihwal kebenaran dalam mengajar teks laporan percobaan, saya menemukan situs populer ruangguru. Langsung saya klik. Pada teorinya tidak ada masalah, tetapi saya terhenyak ketika membaca contoh yang diberikan dalam skenario percobaan. Percobaan dikerjakan oleh siswa, bukan kategori peneliti sesuai definisi.

Dalam situsnya, ruangguru membuat contoh "percobaan" membuat taplak meja. Onde mande. Salah kaprah begini juga ditemukan di sekolah. Materi belajar favorit teks laporan percobaan adalah melakukan pembenihan kacang hijau. Entah darimana itu bimbingan teknis materinya, yang jelas terciduk 2 guru bahasa dari asal almamater berbeda. Saya curiga ini tertular dari MGMP Bahasa Indonesia.

Guru bahasa fokus melakukan langkah percobaan, bukan memapar atau mendedah siswa dengan beberapa laporan percobaan para peneliti. Alih-alih mendalami teks, guru malah terjerumus melakukan kegiatan percobaan dangkal, yang jangankan mengejar kompetensi pemecahan masalah atau pemikiran kritis, bahkan level pengetahuan dan pemahaman pun tidak tercapai.

Pantes saja pendidikan indonesia menurut PISA ada di ranking bawah dunia setara afrika, padahal tes IQ para siswa kita tinggi setara amerika.

Dalam tataran praktis bidang bahasa indonesia, saya memiliki kompetensi yang lumayan. Jurnalis, penyiar, dosen di sekolah tinggi ilmu komunikasi, konsultan komunikasi, pernah saya lakoni. Jadi, menulis di sini, saya tidak perlu basa-basi.

Solusi? Ya langsung solusi berupa inovasi pembelajaran. Dasarnya adalah petunjuk yang disusun oleh Pusat Kurikulum. Kurikulum 2013 sebenarnya sudah disusun tanggap pada pemenuhan kompetensi global. Bahasa Indonesia menjadi penghela kurikulum. Berikut link yang membedah perkembangan kurikulum nasional. slideshare.net/imamhidayat21

Memaklumatkan bahwa mata pelajaran bahasa Indonesia menjadi lokomotif dengan bobot 6 jam pelajaran per pekan tidak serta merta dapat dilaksanakan oleh sekolah. Telah diketahui kita bermasalah perihal sumberdaya manusia pendidik dan manajemen pendidikan. Perlu strategi atau pendekatan jitu. Saya menemukan dan  menyebutnya strategi resiprokal alias timbal balik. 

Strategi resiprokal adalah memantapkan peran mapel bahasa indonesia sebagai pemimpin kurikulum, sebaliknya guru mapel yang lain seluruhnya perlu mencapai kompetensi dan kapasitas dalam pembelajaran berbasis teks. Segenap guru harus memahami aneka teks dan aplikasinya.

Saya pernah menjadi guru pengganti pada materi teks deskripsi dan teks fantasi. Jadi, saya sudah merasai bagaimana jika semua guru menguasai pembelajaran pada mapelnya masing-masing, dengan beberapa sesi mengupas materi pelajaran menggunakan pendekatan berbasis teks, berasal dari jurnal penelitian. Siswa kita akan piawai dalam teks, baik untuk memahami teks maupun untuk memproduksi teks.

Terngiang jargon saat masih menjadi mahasiswa sains:Think Globaly, Act Localy. Selain strategi resiprokal, perlu juga menyusun materi belajar dengan kandungan local content, tetapi memenuhi kompetensi global.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline