Lihat ke Halaman Asli

Kabar24

belajar untuk menambah literasi

Aktivitas Tambang PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) Rugikan Warga

Diperbarui: 17 Mei 2021   16:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kolaka, Sejumlah warga terdampak banjir di Desa Ponre waru Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, mendatangi pihak PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) meminta pertanggung jawaban atas aktivitas tambang yang berdampak pada tergenangnya pemukiman mereka.

Banjir yang terjadi akibat tingginya curah hujan membuat tanggul penahan air dari aktivitas tambang PT CNI jebol hingga menggenangi pemukman warga pada senin, (17/5/2021).

Menurut warga, mereka sudah kerapkali melaporkan kondisi tanggul yang jebol tersebut, namun, pihak perusahaan tidak pernah peduli dan mengabaikan permintaan warga sehingga mereka berinisiatif mendatangi pihak perusahaan untuk meminta pertanggung jawaban atas kondisi banjir di pemukiman mereka.

"Jika di biarkan terus menerus, maka makin banyak masyarakat merasakan dampak dari lalainya pengawasan perusahaan" ujar Raldi.

Untuk mengantisipasi kejadian tersebut, warga meminta agar pihak PT CNI, membuat Cekdam sesuai dengan ketentuan, sehingga tidak akan merugikan warga sekitar.

"Bahan Cekdam yang di buat hanya sebatas tanah saja (tanah labil), Akibatnya selalu jebol, parahnya karena lumpur dan bekas kayu yang dibuang oleh perusahaan masuk di pemukiman warga," ungkapnya.

Tokoh pemuda Kecamatan Wolo, Ketua IMPPW, Syamsuriadi juga mengkritisi PT. Ceria Nugraha Indotama (CNI) atas kelalaian yang menyebabkan dampak buruk bagi masyarakat sekitar tambang.

"PT.CNI harus bertanggung jawab atas peristiwa jebolnya Cekdam yang telah merendam pemukiman, perkebunan hingga jalan umum, dan ini bukan pertamakalinya, mestinya pihak perusahaan lebih teliti dan responsif dalam mengontrol Cekdamnya agar tidak lagi terjadi dampak yangmerugikan warga," ujarnya.

Pihak PT.CNI melalui Manager Eksternal Relation, Andarias P. Batara menjelaskan, banjir terjadi akibat jebolnya tanggul di sekitar lahan yang telah dibersihkan untuk pembangunan smelter, dan akibat jebolnya tanggul tersebut pihaknya telah melakukan pendataan dan rencana antisipasi, dengan membuat lokasi sedimen lumpur. 

"Kita sudah ketemu kepala desa dan masyarakat, kita mendata kerugian warga dan kami sudah siap bertanggung jawab,"Katanya.

Untuk antisipasi awal, pemerintah setempat dan masyarakat terdampak banjir memberi waktu selama empat bulan untuk melakukan pembenahan dan perbaikan tanggul sehinga tidak lagi terjadi dampak yang merugikan warga, pihak perusahaan juga mulai mendata, sejumlah dampak yang diakibatkan oleh jebolnya tanggul yang berdampak pada masyarakat sekitar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline