Lihat ke Halaman Asli

Dailymonthly

Just Another Blog

Masa Depan Energi Terbarukan: Bagaimana Mengatasi Hambatan dan Memanfaatkan Manfaatnya?

Diperbarui: 12 Juli 2023   19:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Energi Terbarukan ( Bing Image Creator)

Masa Depan Energi Terbarukan di Indonesia: Bagaimana Mengatasi Hambatan dan Memanfaatkan Manfaatnya ?

Indonesia adalah konsumen dan produsen energi utama di Asia Tenggara, dengan permintaan yang terus meningkat untuk listrik dan bahan bakar transportasi. Indonesia sangat bergantung pada bahan bakar fosil, terutama batu bara, minyak bumi, dan gas alam, untuk memenuhi kebutuhan energinya. Sumber-sumber energi tak terbarukan ini memiliki pasokan yang terbatas dan memiliki dampak negatif terhadap lingkungan, kesehatan masyarakat, dan perubahan iklim. Energi terbarukan, di sisi lain, berasal dari sumber-sumber alami yang terus menerus diisi ulang dan dapat digunakan tanpa habis. Sumber energi terbarukan meliputi tenaga surya, angin, panas bumi, tenaga air, dan bahan bakar nabati.

Indonesia memiliki sumber daya energi terbarukan yang melimpah, terutama panas bumi, tenaga surya, dan tenaga air. Indonesia memiliki potensi panas bumi terbesar kedua di dunia, dengan perkiraan kapasitas 14 TWh e. Indonesia juga memiliki tingkat radiasi matahari yang tinggi, dengan rata-rata 4,8 kWh/m2/hari. Potensi tenaga air diperkirakan mencapai 241 GW, sebagian besar berasal dari pembangkit listrik skala kecil dan menengah. Namun, pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia masih rendah, hanya sekitar 12% dari total bauran energi pada tahun 2022. Pemerintah telah menetapkan target untuk meningkatkan porsi energi terbarukan menjadi 23% pada tahun 2025, tetapi menghadapi beberapa tantangan dalam mencapai tujuan ini.

Beberapa tantangan tersebut termasuk biaya awal yang tinggi, kurangnya infrastruktur, ketidakpastian peraturan, dan hambatan pasar. Proyek-proyek energi terbarukan sering kali membutuhkan investasi awal yang besar dan waktu pengembalian modal yang lama, yang membuat investor swasta enggan. Infrastruktur jaringan listrik yang ada tidak memadai untuk mengakomodasi sumber energi terbarukan yang bersifat variabel dan tidak menentu, terutama di daerah terpencil dan pedesaan. Kerangka peraturan untuk energi terbarukan sangat kompleks dan tidak konsisten, dengan seringnya terjadi perubahan dan tumpang tindih di antara berbagai otoritas. Pasar energi terbarukan juga terdistorsi oleh subsidi dan batasan harga untuk bahan bakar fosil, yang membuatnya lebih murah secara artifisial daripada energi terbarukan.

Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini dan mempercepat transisi ke energi terbarukan, Indonesia perlu melakukan reformasi kebijakan, meningkatkan investasi, dan meningkatkan kerja sama. Reformasi kebijakan harus mencakup penerapan tarif yang transparan dan kompetitif, penyederhanaan prosedur perizinan, pemberian insentif fiskal, dan penghapusan subsidi bahan bakar fosil secara bertahap. Investasi harus dimobilisasi baik dari sumber-sumber publik maupun swasta, serta dari donor dan mitra internasional. Kerja sama harus diperkuat di antara berbagai pemangku kepentingan, seperti pemerintah, perusahaan listrik negara, sektor swasta, masyarakat sipil, dan negara-negara tetangga.

Indonesia baru-baru ini telah mengambil beberapa langkah untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan dan mengurangi ketergantungannya pada bahan bakar fosil. Pada bulan September 2022, pemerintah mengeluarkan peraturan baru yang bertujuan untuk mendorong pengembangan energi terbarukan dan menghentikan beberapa pembangkit listrik tenaga batu bara lebih awal. Peraturan ini juga menetapkan batas emisi pembangkit listrik tenaga batu bara baru dan melarang pembangunan pembangkit listrik baru, kecuali yang terintegrasi dengan industri pengolahan sumber daya alam. Peraturan ini juga menetapkan mekanisme penetapan harga baru untuk sumber energi terbarukan, seperti panas bumi, tenaga surya, dan tenaga air.

Ilustrasi (Bing Image Creator)


Selain itu, Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai emisi nol pada tahun 2060 dan menghilangkan emisi karbon dari produksi listrik pada tahun 2035. Komitmen-komitmen ini merupakan bagian dari upaya global untuk membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri, seperti yang telah disepakati oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Untuk mendukung tujuan tersebut, Indonesia telah menerima dukungan dari berbagai negara, seperti Amerika Serikat, Jepang, dan lainnya, dalam bentuk bantuan keuangan dan kerja sama teknis.

Namun, Indonesia masih menghadapi tantangan yang cukup besar dalam melakukan transisi menuju energi terbarukan, seperti resistensi dari industri bahan bakar fosil yang memiliki pengaruh ekonomi dan politik yang kuat di Indonesia. Industri bahan bakar fosil juga mempekerjakan sejumlah besar pekerja, yang mungkin akan terpengaruh oleh peralihan ke energi terbarukan. Menurut Departemen Energi AS (DOE), pekerjaan di bidang pembangkit tenaga listrik meningkat 2,9 persen dari tahun 2020 hingga 2021 di Amerika Serikat, tetapi hanya karena sumber energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan panas bumi. Pembangkit listrik tenaga batu bara dan nuklir mengalami kehilangan pekerjaan. Indonesia mungkin perlu mengadopsi strategi serupa untuk menciptakan lebih banyak pekerjaan di bidang energi terbarukan dan memberikan pelatihan serta dukungan bagi pekerja di industri bahan bakar fosil.

Energi terbarukan bukan hanya sebuah kebutuhan, tetapi juga sebuah peluang bagi Indonesia untuk mengembangkan sistem energi yang lebih berkelanjutan, aman, dan inklusif. Dengan memanfaatkan sumber daya alam dan menerapkan kebijakan yang efektif, Indonesia dapat mencapai target energi terbarukan dan berkontribusi dalam upaya memerangi perubahan iklim secara global. Energi terbarukan juga dapat memberikan banyak manfaat bagi lingkungan, kesehatan masyarakat, dan ekonomi, seperti mengurangi polusi udara dan air, meningkatkan akses dan keterjangkauan energi, serta menciptakan lapangan kerja dan industri baru. Energi terbarukan adalah masa depan energi bagi Indonesia dan dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline