Bagaimana Saya Belajar Mencintai Arwah Penjaga Bangkok ?
Sebuah perjalanan pribadi yang penuh dengan penemuan dan rasa syukur di "City of Angels" Bangkok, Thailand.
Dulu saya tidak menyadari pentingnya lima dewa pelindung dalam hidup saya. Saya mengabaikan hari-hari baik, pergerakan bintang, dan tanda-tanda nasib baik atau buruk. Namun kemudian saya bertemu dengan Kamnan, seorang peramal yang dihormati, yang mengatakan kepada saya untuk lebih memperhatikan roh-roh pelindung saya.
Kamnan sangat sibuk selama akhir pekan di Bangkok, ketika orang-orang dari seluruh Thailand datang ke kota untuk berbelanja, berdagang, atau mencari nasihat. Dia telah menjadi peramal selama lebih dari lima puluh tahun, dan dia cukup baik hati untuk membaca nasib saya. Dia mengatakan bahwa saya akan memiliki kehidupan yang panjang dan aman, meskipun saya telah mengabaikan roh-roh/ arwah penjaga saya.
Dia juga mengatakan kepada saya bahwa saya memiliki keinginan kuat yang tidak akan segera terwujud, tetapi saya tidak boleh kehilangan harapan. Dia mengatakan bahwa tangan saya beruntung, dan keinginan saya pada akhirnya akan terkabul. Dia menambahkan bahwa lima roh saya sudah cukup untuk membantu saya.
Saya bertanya kepadanya berapa banyak roh penjaga yang ada di Bangkok, dan dia tersenyum dan berkata bahwa ada banyak sekali roh di kota para malaikat. Dia menjelaskan bahwa roh-roh ini tinggal di kuil-kuil kecil yang disebut San Phra Phum, atau kuil roh penjaga, yang dibangun untuk menyenangkan mereka dan membawa keberuntungan. Kuil-kuil ini dihiasi dengan patung-patung, lilin, bunga, dan persembahan makanan dan minuman. Dia mengatakan bahwa kuil-kuil ini merupakan bagian dari tradisi pemujaan roh di Thailand yang memadukan animisme kuno dan Brahmanisme.
Dia menyarankan saya untuk menghormati roh-roh ini dan menunjukkan rasa terima kasih kepada mereka dengan memberi mereka hadiah dan menyapa mereka dengan "wai" (isyarat penghormatan tradisional Thailand). Dia mengatakan bahwa dengan melakukan hal tersebut, saya akan membuat roh-roh tersebut senang dan mereka akan memberkati saya dan melindungi saya dari bahaya. Dia memperingatkan saya bahwa jika saya mengabaikan atau menyinggung perasaan mereka, mereka mungkin akan membawa kesialan atau kemalangan bagi saya.
Karena saya masih baru di Bangkok saat itu, saya memutuskan untuk mengikuti saran Kamnan dan belajar lebih banyak tentang roh-roh penjaga kota.
Saya kagum dengan banyaknya kuil yang saya lihat di setiap sudut kota Bangkok, di luar rumah, kantor, toko, restoran, dan bahkan pertanian. Saya menyadari bahwa pemujaan roh masih sangat populer di Thailand, bahkan di kalangan umat Buddha. Saya mulai menghargai keindahan dan keragaman kuil-kuil ini, serta keyakinan dan kemurahan hati orang-orang yang memeliharanya.
Bangkok: Kota Para Malaikat
Nama Bangkok dalam bahasa Thailand, Krung Thep, berarti "Kota Malaikat" dan ini adalah deskripsi yang tepat untuk penampilan megah kota ini. Kota ini memiliki lebih dari 300 kuil Buddha dengan atap emas dan menara yang menjulang tinggi di atas Sungai Chao Phraya, menciptakan kontras yang menakjubkan dengan gedung-gedung pencakar langit modern. Bangkok inilah yang menarik lebih dari 820.000 wisatawan setiap tahunnya, dan saya juga terpesona olehnya selama kunjungan saya selama dua bulan.
Namun, saya segera menyadari bahwa ada sisi lain dari Bangkok yang tidak semelankolis itu. Kota ini merupakan rumah bagi 10,7 juta orang, menjadikannya salah satu kota metropolitan terbesar di Asia Tenggara, bersaing dengan Jakarta, ibu kota Indonesia. Bangkok juga menghadapi banyak tantangan, seperti polusi, kemacetan, kemiskinan, penyakit, kelaparan, dan kejahatan, yang umum terjadi di kota-kota besar.
Bangkok terletak di lekukan Sungai Chao Phraya, yang mengaliri bagian barat Thailand dari perbatasan utara ke Teluk Thailand, 25 mil sebelah tenggara Bangkok. Kota ini memiliki luas lebih dari 600 mil persegi, menjadikannya salah satu kota terbesar di Asia Tenggara dalam hal luas dan populasi.
Kota Protes dan Penindasan di Masa Bergejolak