Afghanistan: Sejarah Gejolak dan Konflik
Dari kerajaan kuno hingga perang modern, bagaimana Afghanistan dibentuk oleh perjuangan dan kekerasan selama berabad-abad.
Pada bulan Oktober 2001, Amerika Serikat menginvasi Afghanistan dengan bantuan sekutunya untuk menangkap anggota al-Qaeda, kelompok yang bertanggung jawab atas serangan 11 September 2001. Pemerintah Taliban, yang telah mengizinkan al-Qaeda untuk beroperasi secara bebas di dalam perbatasannya, digulingkan pada akhir tahun itu. Namun, terlepas dari dukungan AS dan negara-negara lain, pemerintah Afghanistan yang baru dibentuk berjuang untuk mengamankan negara dan membangun demokrasi yang fungsional. Hal ini menyebabkan pasukan asing tetap berada di Afghanistan selama hampir 20 tahun.
Pada tahun 2003, NATO mengambil alih kepemimpinan pasukan keamanan, dan misi tempur resmi berakhir pada tahun 2014. Namun, pasukan AS dan NATO tetap berada di negara itu untuk memberikan pelatihan dan sumber daya kepada pasukan Afghanistan. Ketika konflik berlanjut, korban jiwa dan biaya meningkat, menyebabkan dukungan untuk perang menurun. Para aktivis, cendekiawan, dan anggota media mulai mendesak para pembuat kebijakan untuk memprioritaskan penarikan pasukan di atas tujuan-tujuan lain yang tampaknya tidak mungkin tercapai.
Meskipun ada upaya negosiasi, perdamaian antara Taliban dan pemerintah Afghanistan tetap sulit dicapai. Akibatnya, AS dan negara-negara NATO lainnya mulai menarik pasukannya pada tahun 2021. Sementara banyak orang Amerika mendukung keputusan itu, yang lain menyatakan ketidakpastian. Para ahli memperkirakan bahwa situasi keamanan di Afghanistan akan memburuk tanpa pasukan asing, yang berpotensi menyebabkan perang saudara dan kebangkitan kelompok-kelompok teroris.
Afghanistan: Lokasi Strategis, Medan Sulit, dan Pemerintahan Berubah-ubah.
Afghanistan, sebuah negara yang terkurung daratan, berbatasan dengan Cina, Tajikistan, Uzbekistan, Turkmenistan, Iran, Pakistan, dan Garis Durand yang disengketakan yang diklaim oleh India dan Pakistan. Lokasinya yang strategis di antara Asia Timur dan Timur Tengah membuatnya menjadi target menarik bagi kekaisaran sepanjang sejarah. Medan pegunungan yang terjal dan musim dingin yang keras telah menyulitkan tentara dari luar untuk mempertahankan kendali.
Amerika Serikat menjalin hubungan diplomatik dengan Afghanistan pada tahun 1935, dengan kedekatan negara ini dengan Uni Soviet yang menjadikannya penting bagi kebijakan luar negeri AS selama Perang Dingin. Pada tahun 1979, pasukan Soviet memasuki Afghanistan untuk mendukung pemerintah Komunis, yang menyebabkan konflik selama satu dekade yang membuat AS secara diam-diam mempersenjatai dan melatih para pejuang perlawanan yang dikenal sebagai mujahidin.
Setelah pasukan Soviet menarik diri pada tahun 1989, pemerintah Komunis runtuh, dan perang saudara meletus, yang berujung pada kebangkitan Taliban pada tahun 1994. Dalam waktu dua tahun, Taliban berhasil menguasai sebagian besar wilayah negara ini dan mendirikan Emirat Islam Afghanistan, serta mendapat pengakuan dari negara-negara tetangga sebagai pemerintah yang sah.
Sejarah Afghanistan yang Bergejolak dan Bangkitnya Taliban.
Afghanistan, negara yang terkurung daratan dan berbatasan dengan Tiongkok, Tajikistan, Uzbekistan, Turkmenistan, Iran, Pakistan, dan wilayah yang disengketakan yang dikenal sebagai Garis Durand, telah lama menjadi lokasi penting secara strategis antara Asia Timur dan Timur Tengah. Kekaisaran sepanjang sejarah telah berusaha untuk menguasai Afghanistan, tetapi medan pegunungannya yang terjal dan musim dingin yang keras telah menyulitkan tentara dari luar untuk mempertahankan kendali.