Hi! saya Diah Ayu Sulistianingsih dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Prodi Manajemen, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka yang biasa dikenal Uhamka. Kalian tau gak alamat kampusnya dimana? Itu lhooo... yang di Pasar Rebo, masa gatau sih? Hmmm.. ya sudah, ku beritahu ya bilamana kita berjumpa *eaa.
Pada kesempatan kali dan guna untuk memenuhi tugas PETA (Pekan Ta'aruf). Saya akan sharing dikit tentang alasan saya memilih masuk Uhamka. Jadi gini, awalnya saya gak pernah terpikirkan untuk masuk di Universitas Islam entah itu PTN ataupun PTS. Bukannya tidak mau, tapi memang saya ingin masuk Perguruan Tinggi yang umum aja. Dan ternyata orangtua saya lebih ridho untuk saya masuk di Uhamka. Lantas apakah dengan seperti itu saya langsung mau? Tidak. Saya berusaha untuk selalu meyakinkan orangtua saya atas impian saya. Dan kalian tau tidak? Ternyata sejauh apapun saya berusaha untuk tidak ditempat yang saya tidak inginkan itu, sia-sia. Pasti kalian sudah tidak asing yaa dengan kata berikut ini "Ridho orangtua berarti ridho Allah subhanahu wa ta'ala, dan murka orangtua berarti murka Allah subhanahu wa ta'ala." Selain itu, banyak sekali kejadian yang diluar dari prediksi saya bahkan tidak pernah di sangka akan terjadi seperti itu, hingga akhirnya di hari H pengumuman mandiri, saya kembali gagal untuk ketiga kalinya.
Kegagalan ketiga kali ini, saya langsung muhasabah diri. Sedih? Alhamdulillah tidak, saya justru lebih bersyukur akan segala kenikmatan yang diberikan oleh-Nya. Perasaan saya kala itu ialah malu. Malu dengan Dia yang luar biasa baiknya sama saya, hamba yang sering kali kufur akan nikmat-Nya. Setelah beberapa hari bermuhasabah diri, saya putuskan untuk kembali bertawakal kepada-Nya. Oh ya satu hal yang hampir saya lupa ceritakan. Mau tau gak? Stay tune yaaa sampai nantinya saya jadikan cerita ini menjadi sebuah buku ehehehe.
Oke kembali ke topik. Jadi intinya setelah saya bermuhasabah diri dan sholat istikharah selama 7 hari berturut-turut saya semakin yakin dan percaya bahwa disinilah tempat yang terbaik buat saya menuntut ilmu. Saya sangat yakin akan kata-kata ini selama saya (pernah) menjadi aktivis dakwah, "Setiap orang ada masanya, dan setiap masa ada orangnya." Belum lagi kata-kata dari khalifah Umar bin Khattab "Hatiku tenang karena mengetahui bahwa apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah melewatkanku." Gimana masyaAllah bukan? Pastinya.
Nah jadi, tugas saya saat ini yaitu gimana caranya saya bisa menjadi insan yang lebih baik lagi dalam segala hal dan bisa menebarkan kebermanfaatan di muka bumi ini. Lalu kenapa saya memilih prodi manajemen? Karena saya ingin sekali menjadi wirausaha yang sukses dan bisa membuka lapangan pekerjaan bagi banyak orang. Tentunya, untuk menjadi seorang wirausaha diperlukan ilmu sebelum beramal. Maka dari itu, saya memilih prodi ini karena di manajemen itu sendiri terbagi menjadi beberapa konsentrasi mata kuliah, antara lain: Manajemen SDM, Manajemen Pemasaran, Manajemen Keuangan, dan Manajemen Operasional.
So, kita sebagai mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis pasti gak ingin menjadi mahasiswa yang datar-datar saja kan? Yang hanya sekedar kuliah, mendengarkan dosen, lalu pulang, dapet nilai yang bagus. Beres deh! *ups. Bilamana seperti itu, lantas apa bedanya mahasiswa dan pelajar? Maka dari itu ada beberapa Resolusi yang tepat untuk dilakukan oleh mahasiswa seperti saya sendiri, yaitu:
- Jadi Mahasiswa yang Aktif, Kritis dan Analitis
Mahasiwa aktif disini bukan berarti hanya aktif organisasi. Melainkan aktif dalam segala hal, bisa dibilang harus lebih peka akan apa yang dibutuhkan selama masa perkuliahan. Karena pastinya kita akan dituntut untuk mencari tau informasi dengan sendirinya bukan seperti masa SMA yang serba disajikan. Karena nantinya, ketika kita tidak menjadi mahasiswa yang haus akan informasi, maka yang akan kita dapatkan yaitu ketidaktahuan akan apa yang seharusnya kita tau. Selain itu menurut saya perihal menjadi mahasiswa yang kritis itu penting. Kenapa? Karena jika hanya pintar tapi diam aja, kepandaian yang di miliki tidak akan terlihat. Cerdas memang bawaan, tapi menjadi mahasiswa baru yang kritis dan cakap adalah pilihan. Jika tidak terlahir cerdas, maka perlu belajar agar menjadi mahasiswa baru yang cerdas. Namun jika ingin menjadi kritis, maka berpikirlah cerdas serta berlatih. Caranya gimana? kita harus open minded, perbanyak literasi dan pastinya perbanyak diskusi. Mahasiswa analitis? Iya mereka yang mampu menyelesaikan persoalan dengan strategi kognitif yang aktif dan sistematik untuk memeriksa, menilai dan memahami peristiwa atau kejadian, memecahkan masalah, dan membuat keputusan berdasarkan alasan dan bukti yang valid.
- Jadi Mahasiswa Berprestasi
Prestasi bukan hanya dari segi akademik saja, bisa juga melalui inovasi yang kamu gagas, serta hal-hal umum lainnya yang bersifat non-akademik. Selain itu, dengan mengikuti kegiatan yang positif bahkan sesuai passion diri kamu, itu juga bisa lhoo menghasilkan sebuah prestasi yang membanggakan. Misalnya: Menang lomba tarian tradisional, Menang lomba nyanyi, Menang lomba melukis, dan lain-lain. Keren banget bukan? Selain bisa mengharumkan nama universitasmu, juga bisa melatih kemampuanmu.
- Aktif Berorganisasi serta Volunter
Perlu kita ketahui dengan aktif berorganisasi kita dapat menambah wawasan dan pengetahuan, kecakapan dalam berbicara didepan umum, pengalaman serta kesempatan yang bisa kita raih. Nah, dengan kita aktif dalam organisasi kepanitiaan lingkup kampus ataupun jurusan, secara tidak langsung telah menambah relasi atau link pertemanan. Barangkali dari relasi ini kita bisa dapat info loker, tau lokerkan? Lowongan Kerja. Nah dengan kita tau loker terus kerja part time. Nah dari situ, bertambahlah pengalaman kamu tentang dunia kerja. Semua itu balik lagi ke time management kalian yaa karna pastinya akan sangat melelahkan sekali kerja sambil kuliah. So, buat kalian yang ada diposisi tersebut, semangat ya!! kalian hebat.
- Jangan Takut Mencoba Hal Baru
Bisa dibilang terjebak dalam zona nyaman ya? Zona nyaman semasa SMA. Lebih baik dibuang aja deh kebiasaan kurang baik itu. Apa iya kamu merasa bangga dengan gelar seorang sarjana, lulus kuliah tanpa hambatan tepat waktu, dengan IPK cumlaude? Ku rasa hal itu salah besar karena pada nyatanya ketika kita masuk dunia kerja bukan hanya ijazah yang diperlukan, melainkan soft skill dalam diri kita. Selagi ada kesempatan, cobalah dengan sesuatu yang baru. Dari saya pribadi, rencananya selain menjadi Mahasiswa yang dapat berprestasi dengan tetap (minimal) mempertahankan IPK saya sedari awal, saya juga ingin menjadi mahasiswa yang aktif berorganisasi terutama pada ormawa kampus saya ataupun organisasi di luar kampus. Dengan punya banyak kenalan atau teman, itu juga bisa menjadi salah satu peluang saya untuk mulai berbisnis ataupun usaha kecil-kecilan dilingkup saya yang nantinya saya bisa membayar kuliah dengan uang sendiri untuk meringankan beban orangtua paling tidak bisa buat keperluan sendiri lah yaa bilamana belum banyak pemasukannya.
Cukup sekian dari saya. Mohon maaf bilamana artikel yang ku tulis ini panjang banget bahkan ada sesi cerita dulu yaa. Harapan saya, semoga setelah tugas ini, saya masih bisa menulis disini untuk sekedar membuat coretan kecil tentang pengalaman saya yang masih sangat sedikit dan awam ini. Semoga apa yang saya berikan pada artikel ini bisa bermanfaat bagi teman-teman. Terima kasih.