Lihat ke Halaman Asli

Dail Maruf

Ketua Yayasan Semesta Alam Madani Kota Serang

Menulis di Blog Sarana Healing?

Diperbarui: 17 Februari 2023   10:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber : dokpri 

Setiap insan butuh hiburan diantaranya dengan cara rekreasi. Meski termasuk kebutuhan skunder namun dipenuhinya kebutuhan akan rekreasi ini akan menimbulkan dampak positif. Anak yang terbiasa diajak jalan-jalan oleh orang tuanya meski hanya ke Pasar atau Mall sekedar untuk melepas kepenatan dari aktifitas rutin, akan lebih ceria daripada anak yang tak pernah diajak jalan-jalan. Orang yang belum rekreasi ibarat kepala yang penat, belum diistirahatkan dan direlaksasi dengan hiburan.

            Keluarga yang sering jalan-jalan akan lebih punya rasa kebahagiaan dan keharmonisan daripada keluarga yang tak pernah jalan-jalan. Sekolah yang tak rutin mengajak gurunya rekreasi akan menimbulkan suasana kerja yang lesu dan kurang bersemangat. Hal tersebut karena kejenuhan yang ada pada tiap guru belum dihilangkan. Hal serupa akan terjadi pada usaha apapun, yang pada intinya menegaskan bahwa rekreasi/healing adalah suatu yang penting untuk dilaksanakan. Apakah menulis di blog dapat menjadi sarana healing?

            Membaca adalah jendela dunia bagi saya merupakan sebuah fakta yang telah saya buktikan kebenarannya. Dengan membaca, maka saya dapat mendapatkan apa yang ingin saya ketahui dan saya dapatkan. Baik membaca di buku yang sesuai dengan apa yang dicari, maupun membaca dari mesin pencarian internet melalui google dan sejenisnya. Bagaimana dengan anda?.

            Dengan membaca maka rasa ingin tahu saya tentang apa saja bisa terpuaskan, dan saya menjadi manusia yang bisa nyambung jika diajak berdiskusi tentang masalah apapun. Ibarat kata dengan punya hobi membaca maka hal yang sedang hit/viral hari ini, maka saya akan mengetahuinya, meskipun kadang agak terlambat dari peristiwa terjadinya.

            Bekerja di profesi apapun, alhamdulillah saya bisa beradaptasi dengan baik dalam tempo yang singkat. Mungkin ini menjadi kelebihan saya yang mudah akrab dengan siapa pun, termasuk orang yang baru dikenal sekalipun. Bagi saya komunikasi bukan sekedar bahasa lisan namun bahasa tubuh alias body language lebih utma dan terpercaya.

            Apa yang terucap kadang belum tentu apa yang ada di hati pembicara, karena lidah tak bertulang akan mudah saja menyusun kata-kata yang manis, meskipun di hati terasa pahit.  Saya termasuk orang yang menilai orag lain bukan dari lisan semata namun kepada bahasa tubuhnya termasuk di dalamnya tatapan mata serta gerak tubuh lain seperti tangan, gerakan kepala, dan kontak mata. Dengan cara tersebut saya terbantu untuk dapat mengetahui apa yang dimaksud oleh lawan bicara.

            Korona pada tahun 2018 hingga 2020 sangat berdampak luas bagi kehidupan manusia di muka bumi. Nyaris tak ada yang tidak terdampak oleh pandemi korona. Semua orang, perusahaan, pemerintah dan swasta terdampak dengan adanya pandemi ini. Banyak pengusaha yang menutup atau menjual bisnisnya karena bangkrut, banyak rumah, mobil dan perusahaan dijual atau ditutup karena dijalankan pun malah rugi alias nombok.

            Saya kenal dengan beberapa teman yang gulung tikar dari usahanya, jual rumah dan mobilnya demi bertahan hidup. Dalam situasi semacam ini, maka yang beruntung para PNS, karena Negara tetap akan menggaji sebelum negara itu menyatakan sebagai bangkrut dan tak sanggup membayar gaji PNS dan pejabat aparatur negara secara nasional.

            Juli 2020 hingga Desember 2021, waktu itu saya masih jadi guru di SDI Al Azhar Kota Serang di Banten. Karena pembelajaran dilaksanakan melalui daring, maka untuk menghemat kuota zoom baik dari pihak sekolah maupun orang tua, maka jam belajar dikurangi. Sehingga yang biasanya saya selesai mengajar pukul 15.30 WIB, saat korona sudah selesai pukul 13.00 WIB

            Dengan demikian, saya dan banyak guru se-Indonesia punya banyak waktu luang.  Sambil menunggu jam pulang bada ashar, saya membaca iklan untuk ikut pelatihan Kelas Belajar Menulis  Nusantara (baca KBMN) yang dipelopori Om Jay atau Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline