Lihat ke Halaman Asli

Dail Maruf

Ketua Yayasan Semesta Alam Madani Kota Serang

4 Mati Kelaparan dan Islamophobia

Diperbarui: 14 November 2022   06:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber : Rumondang N/detik.com

sum

Jagat media baik cetak maupun elektronik  serta Media sosial digemparkan dengan penemuan Empat jasad manusia sekeluarga yang meninggal di rumah mereka di Kalideres, Jakarta Barat. Sesuai hasil autopsi diduga akibat kelaparan. Namun, hal tersebut diragukan. Hal itu diutarakan Ketua RT 007 RW 015 Kelurahan Kalideres, Asiung. Asiung tidak merasa aneh bagaimana bisa sekeluarga mati 'kelaparan', padahal secara finansial cukup berada. Demikian sumber detik.com.

Dokter dari Puskesmas terdekat yang ikut memeriksa jenazah pun menambahkan bahwa warga yang mencium bau menyengat dari dalam rumah korban mati sekeluarga menjelaskan bahwa itu terjadi berdasarkan ilmu urai lebih dari 2x 24 jam, dan bau menyengat dari cairan tubuh dari jenazah yang mulai merember di benda-benda di TKP.

RT Asiung menduga ada hal lain yang disembunyikan oleh para korban hingga akhirnya ditemukan meninggal dunia di dalam rumah dengan kondisi kekurangan asupan makanan. "Jadi yang sebenarnya terjadi itu mungkin ada faktor lain, faktor ketakutan penghuni. Karena watak keluarga tersebut itu suka mengucilkan diri tidak membaur, tidak berinteraksi dengan warga lain, padahal warga ini sudah tinggal di kompleks sudah 20 tahun ke atas," tutur Asiung.

Yang jadi keheranan penulis dalam hal berita heboh ini adalah adanya pemberitaan media mainstrem Kompas yang dalam ulasannya menyatakan bahwa terjadi tewasnya 4 orang sekeluarga salah satu faktornya adalah kekurang pedualian warga terhadap tetangganya akibat dari sebagian ummat yang lebih mengutamakn umroh berkali-kali, namun kurang peduli dengan orang miskin yang kelaparan.

Lokasi korban 4 orag mati sekeluarga yang dihebohkan karena kelaparan ada di perumahan non muslim, dan mayoritas etnis China, bahkan ketua Rtnya pun Asiung, namun Kompas memaparkan variabel penyebab adalah ajaran Islam ini sesuatu yang terlalu jauh. Dan dalam teori komunikasi merupakan salah satu bentuh Islamo phobia.

Di masyarakat modern, memang kampanye Islamophobia cukup masif, namun di negara yang sudah matang dalam berdemokrasi seperti di negara Eropa dan Amerika serta Australia, hal ini mulai ditinggalkan. Salam akal sehat dan terus berbaur dengan warga setempat jangan ada lagi korban mati seperti 4 mayatdi Jakarta Barat




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline