MENGENALKAN DEBUS BANTEN KE MANCANEGARA
( Kamis Menulis Komunitas Lagerunal )
Debus merupakan budaya Banten yang dikenal sejak dulu hingga kini. Dalam acara hari peringatan kemerdekaan, ulang tahun hari jadi Provinsi Banten, hari jadi Kabupaten dan Kota yang ada di Banten pagelaran debus disajikan sebagai bagian dari upaya melestarikan dan menunjukan kebanggan sebagai orang banten terhadap keseniannya.
Di beberapa kalangan masyarakat adapula yang menampilkan debus di acara kenduri atau syukuran khitanan anak laki-lakinya, atau di acara pernikahan. Namun sejak reformasi ke tahun ini intensitas pegelaran Debus di dua acara tersebut semakin jarang. Dimungkinkan karena memang Debus bagi yang tak bisa menontonnya, sangat mengerikan.
Beberapa kali penulis menonton Debus, memang tak kuat menonton full dari satu atraksi ke atraksi yang terakhir. Karena memang penulis tak kuat melihat adegan kekerasan dan mengerikan seperti lidah dan dipotong-potong pakai golong yang super tajam, bahkan saking tajamnya bisa untuk cukur rambut atau kumis. Ada pula adegan memakan paku, adegan paku panjang dan besar dimasukan ke lobang hidung lalu keluar di mulut, perut di palu dengan palu besar puluhan kali dan sederet adegan lainnya.
dokpri. Atraksi Debus Haji Salam.
Saking saktinya orang Banten, pernah ada tantara asing yang sedang liburan dan pakai baju sipil melihat kehebatan ilmu Debus, ia bertanya : " apakah orang Banten yang bisa Debus anti peluru juga? ". Nah inilah yang bagi penulis menimbulkan pertanyaan. Faktanya beberapa Preman Banten (mungkin mereka juga jago Debus) yang melakiukan tindak Kriminal, faktanya terkapar tewas ditembus peluru panas pak Polisi.
Kini, semakin sedikit orang Banten yang bisa menampilkan kesenian Debus, karena anak muda millennial memandang bahwa mereka yang notabene jago Debus "maaf" secara kesejahteraan hidup sederhana saja dan beberapa malah kekurangan. Inilah yang menjadi kehawatiran penulis akan semakin pudarnya rasa bangga masyarakat Banten terhadap budaya aslinya.
Menjadi tugas dari pemerintah daerah, baik pemerintah Propinsi Banten maupun 8 kabupaten/kota yang ada untuk menjadikan Debus sebagai salah satu materi pelajaran di sekolah, jadikan sebagai muatan lokal khas Banten, sebagaimana upaya yang telah dilakukan pemerintah Banten untuk melestarikan dan mendorong makanan khas Banten seperti Sate Bandeng supaya menjadi ikon daerahnya dengan pelatihan dan pemberian pinjaman lunak tanpa syarat bagi warga yang mau berjualan Sate Bandeng.