Lihat ke Halaman Asli

Jiwa yang Teramat Lelah

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(gambar : www.google.com)

Siang itu, di antara bising ibukota.

tepat di antara labilnya desir nafasku,

kau pernah menulis sebuah sajak.

Yang olehmu kau coba bawa aku memecah matahari

tanpa kau tahu aku harus menahan perih!

###

Pernah kau tulis sebuah sajak

yang dalam pandanganmu,

aku bukan kau,

dan kau bukan aku

Seperti menghilang terhapus logika.

dalam remah luka

dan aku

lelah

###

Padamu,

aku hanya berharap setitik cahaya.

untuk masa yg masih pengap

di antara hujan dan rapihnya barisan luka

yang masih sedikit terasa perih.

###

Masih ingat dalam benakku

tentang catatan-catatan kelam yang kubaca

tentang ajakan hati yang tak lagi mengait.

mencoba memisahkan jarak akan entah.

menanti hingga malam, hingga tertidur lelap.

semua telah kujaga dengan rapih, di sini.

begitu erat.

###

Sudahlah…. ini harapku!

tak usah kau merasa lebih puas.

aku merelakan nafasmu yang tak lagi menjelma

seperti pelangi.

Bukankah telah jelas apa inginku?

Aku hanya ingin berdiri, di sini, di pinggiran senja.

bahkan, “tiga kata” indah yang belum sempat terucap

telah terkunci di bibir. rapat…

masihkah tak terbaca olehmu??

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline