Lihat ke Halaman Asli

Pacar Dari Sunan Kuning

Diperbarui: 24 Juni 2015   23:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Adzan subuh di Kali Banteng
Gerak tubuh tak lagi enteng
Seribu peluh, seribu lenguh meruap penuh seisi loteng
Semalam tadi dia kugandeng,
sejak turun di Tanjung Mas tanpa tedeng

.....

"siapa kau,
mahasiswa ingusan,
pemuda tanpa tanggungan,
pengarang picisan,
lawa-lawa pelabuhan"

Aku bagian dari mereka
Yang kadang datangi kau dengan mengendap-ngendap penuh kemunafikan
Yang kadang mengakui kau sebagai niscaya,
menganggap kau penyelamat kutukan purba

"diancuk, tak perlu banyak ucapan
Seribu bait bualan tak bakal jadikan kau dapat gratisan"

Kembali aku mengukur tubuhnya,
sependalaman mata, menyingkap lipatan raga

Seribu kata padanya menyapa
Dia adalah Hetaerae,
yang anggun, cerdas dan terhormat di masa Yunani Kuno
Dia adalah Meretrice,
yang dihina, menggelandang di sudu-sudut kekaisaran Roma
Dia adalah ibu, saudari dan pacarku, andai kata keberuntungan menyingkiri nasib mereka

"kau percaya kita ini sama dengan binatang saja"

Binatang tak mengenal kemasyukan
Binatang tak mengenal impuls syaraf fitrah dalam badan

"kau percaya norma"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline