Saya amat bersyukur karena mendapatkan kesempatan yang tidak dimiliki oleh semua orang. Saya belajar bahasa Mandarin selama tiga hari berturut-turut bersama guru atau dalam bahasa Mandarin adalah laoshi dari Universitas Dailan di Cina. Kami memperoleh pelatihan bahasa dan budaya Cina secara langsung dari ahlinya.
Laoshi Zhang Xin sabar mengajar kami berbahasa Mandarin mulai dari perkenalan, membaca, menulis sepuluh aksara sederhana hingga percakapan sehari-hari. Teknis mengajar laoshi Zhang Xin sangat interaktif menggunakan media quizlet, benda disekitarnya hingga praktik membuat kipas.
Laoshi sengaja membawa kipas jauh-jauh dari Cina agar kami bisa mempraktikkan mencelupkan kipas polos itu kedalam air berisi tinta berwarna. Nama kipasnya adalah lacquered fan, budaya dari zaman Dinasti Hang yang hingga kini dilestarikan. Kipas yang hasil akhirnya nampak ketika kita selesai mencelupkannya ke dalam air berisi tinta berwarna seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
Ketika kita belajar bahasa, kita juga belajar budaya salah satunya membuat kipas. Tak hanya itu budaya sopan santun juga terasa ketika kita mengucapkan kata terima kasih sambil menundukkan kepala. Karena itu bahasa amat terkait erat dengan budaya suatu bangsa.
Tak terasa tiga hari telah berlalu dan meninggalkan kenangan berharga bersama laoshi. Saya berharap suatu hari saya bisa pergi ke Dailan University menjumpai laoshi Zhang Xin. Selamat jalan laoshi, sampai bertemu di Cina.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H