Mengingat hari ini adalah hari buku dan tepat dihadapanku sebuah meja dengan dua buah buku berjudul Aldera, dan Yakuza Indonesia. Maka aku berinisiatif menuliskan apa yang ku baca.
Sebenarnya aku membeli kedua buku ini seharga jajanan Cilok haha...,dan kepo sekali dengan cerita dibalik kedua judul ini. Bukunya sudah cukup lama ku beli namun baru kemarin sampul plastik terlepas mumpung ada waktu menyingkapkan isi buku.
Dilihat dari sampul depan buku berjudul Yakuza dengan tampilan monster hitam menyeramkan dan penulis adalah Richard Susilo. Gaya penulisannya terbuka, objektif dan jelas. Sumber pustaka tertulis ringkas termasuk daftar istilah.
Yakuza sebuah istilah penamaan pada kalangan tertentu di Jepang. Yakuza yang tidak mendapatkan tempat dalam kehidupan masyarakat Jepang. Cerita Yakuza setebal 284 halaman dengan lika liku kehidupan malam, ekonomi, sosial, dan budaya Jepang amat menarik dibaca. Bahkan Yakuza pun hadir di Indonesia.
Buku satunya lagi berjudul Aldera, tim penulis keroyokan hehe.. Ternyata Aldera itu adalah akronim dari Aliansi Demokrasi Rakyat. Sebuah gerakan demokrasi rakyat menentang orde baru. Kaum muda selalu menjadi penggerak dalam melakukan perubahan, dan selalu hadir sepanjang masa mengugat pemerintah yang tidak berjalan pada jalurnya.
Aldera masa kini yang sedang marak adalah suara mahasiswa akan kenaikan biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) perguruan tinggi hinga berlipat ganda dan dengan keberaniannya melakukan unjuk rasa. Tuntutan mahasiswa nyaring terdengar hingga DPR RI membuka ruang dialog. Kenaikan UKT akan semakin memperlebar kesenjangan pendidikan yang mana hanya golongan tertentu yang mampu menikmati bangku perguruan tinggi.
Harapan saya di hari buku ini adalah tidak munculnya lagi Yakuza-yakuza lain dan Aldera masa kini yang berdampak nyata terhadap kebijaksanaan pemerintah dalam mengakomodir aspirasi suara kaum muda terdidik, generasi emas Indonesia 2045.
Selamat menikmati buku!
Selamat berwisata dan menjelajah!
Selamat Hari Buku 2024!