Bagiku kata Shibori merupakan hal yang asing. Namun, langkahku hari ini ke Perpustakaan Nasional membawaku mengenal Shibori. Aku memandang sekelompok orang yang sedang mengikuti Workshop Shibori. Kain-kain berwarna biru yang dihasilkan amat memikat mataku.
Aku memberanikan diri mendatangi kakak pelatih, namanya Kak Riki dan bukan sebuah kebetulan kak Riki adalah orang Karawang sama sepertiku. Kami langsung akrab. Aku tak segan-segan bertanya Shibori kepada kak Riki.
Shibori merupakan teknik pewarnaan kain yang berasal dari Jepang (Shiboru). Seperti halnya membatik, hanya saja teknik pewarnaan Shibori terlihat lebih sederhana hanya mengandalkan celupan dan ikatan karet gelang. Material yang disiapkan berupa kain rayon broken white dan pewarna kain berwarna biru.
Berbagai macam motif kain Shibori bisa berupa lingkaran, kotak-kotak hingga jaring laba-laba. Penentuan motif Shibori amat ditentukan dari ikatan yang kita buat. Mencelupnya pada pewarna kain, dan membilasnya dilakukan sebanyak dua kali.
Para kaum ibu mendominasi peserta Workshop Shiboru. Mereka terlihat bersemangat dan senang mengikuti setiap proses hingga menghasilkan kain Shibori yang indah. Wajah bahagia terpancar ketika mencelupkan kain Shibori.
Setelah proses pencelupan kain maka kain dibuka untuk dilihat motif kemudian dikeringkan. Proses pengeringannya cukup diangin-anginkan dan hindari terkena langsung panas matahari. Sinar matahari mempengaruhi proses pengeringan kain Shibori. Hasilnya terlihat tampak seperti gambar.
Sumber: dokumentasi pribadi
Aku senang bisa bercakap-cakap dengan kak Riki walaupun belum mendapatkan kesempatan mengikuti kegiatan workshop hari ini. Aku berdoa aku memiliki kesempatan mengikuti Workshop Shibori bersama teman-teman di Karawang. Tak lupa aku mengikuti Instagram Kak Riki untuk mendapatkan peluang Workhop Shibori di masa datang.
Terima kasih kak Riki dan sampai bertemu kembali di kota Karawang.