Hari ini diskusi literasi budaya yang diadakan oleh Kompas mengenai Indonesia dalam Cerita Pendek. Jika dikatakan sebuah negara kepulauan bernama Indonesia dengan jumlah pulau sebanyak tujuh belas ribuan pulau-pulau maka kita bisa membayangkan ada banyak karakteristik masing-masing budaya yang tercermin dari setiap daerah baik dari pemilihan diksi, penggunaan bahasa lokal, permasalahan lokal yang diangkat, dsb.
Pada gambar di atas, terlihat ada empat narasumber dari daerah Kalimantan Selatan, Garut, Kalibata dan Flores (kiri ke kanan). Masing-masing dari narasumber menceritakan cerita pendeknya yang dibuatnya dengan konteks lokal sederhana, seperti dari Flores, pak Silverster menceritakan kemiskinan di Flores dengan membandingkan data daya beli masyarakat ketika membeli beras dan kelapa di Flores.
Ulasan kebahasaan yang disampaikan oleh masing-masing narasumber amat memikat karena berasal dari pengalaman pribadi konteks lokal cerita pendek yang tentunya berbeda-beda dari masing-masing daerah.
Saya pribadi amat jarang membaca cerita pendek yang dituliskan dengan menggunakan bahasa daerah. Pemakaian keseharian bahasa daerah di rumah menjadi dasar pemahaman kemampuan seseorang berbahasa lisan sebelum menuliskannya.
Penguasaan bahasa daerah pada masa kini, nilainya menjadi kian pudar digerus zaman yang menilai penguasaan bahasa Inggris menjadi standar keberhasilan seseorang dalam berkompetisi. Ada kecenderungan orang yang mampu berbahasa Inggris memiliki nilai tambah dibandingkan yang tidak mampu berbahasa Inggris.
Penguasaan bahasa daerah masing-masing di dalam keluarga menjadi inti dari pemeliharaan keberlangsungan bahasa daerah. Seoang anak yang mendengar orangtuanya bercakap-cakap dalam bahasa daerah tentunya akan menguasai kosakata yang lebih ketimbang anak yang tidak mendengar orangtuanya berbicara dalam bahasa daerah. Setidaknya anak belajar berbahasa lisan dengan menggunakan bahasa daerah.
Mari kita membudayakan percakapan dengan menggunakan bahasa lokal pada masing-masing keluarga tanpa melupakan identitas bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Selamat menjelang dan memperingati hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2023.
Semangat pemuda dalam memelihara kekayaan bahasa daerah Indonesia, mencintai bahasa Indonesia dan unggul berbahasa asing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H