Lihat ke Halaman Asli

Dahlia Silitonga

Senang belajar dan menulis

Ke Mana Tujuan Akhir Kereta Anda?

Diperbarui: 9 Juli 2022   21:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Stasiun Perhentian siang hari

Stasiun perhentia malam hari

Pengguna setia kereta api listrik (KRL) Commuter Line di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi) pasti akan menanyakan kalimat judul di atas sebelum menaiki kereta api di stasiun transit Tanah Abang. Perubahan rute kereta api membuat para pengguna KRL belajar mendengar arahan dari petugas melalui pengeras suara atau bertanya kepada petugas di stasiun, kemana tujuan akhir kereta ini? pengetahuan mengenai tujuan akhir kereta api menentukan kereta dan jalur mana yang akan kita naiki. 

Sebagai contoh sederhana, ketika kita hendak pergi ke Bekasi, dahulu kita harus transit dua kali jika berangkat dari stasiun Serpong, pertama di stasiun Tanah Abang lalu di stasiun Manggarai. Tetapi sekarang, ada kereta jurusan Bekasi yang bisa dinaiki tanpa transit di stasiun Manggarai. 

Kita mengetahuinya ketika sampai di tujuan transit dengan menyimak petunjuk dari loudspeaker petugas atau bertanya kepada petugas yang berjaga. Kemampuan mendengar dan bertanya yang baik menjadi kunci keberhasilan mencapai stasiun akhir tujuan perjalanan. 

Bayangkan jika tidak mendengar dengan hati-hati, bisa jadi kita salah naik kereta yang berakibat transit dua kali atau jika tidak sabar menunggu, biaya yang kita keluarkan akan menjadi lebih besar. Maka, sikap sabar menanti kereta yang membawa kita pada stasiun tujuan akhir menjadi hal yang perlu dibiasakan. Lama-lama karena terbiasa menggunakan kereta api dan bersabar menunggu kereta tujuan akhir akan membentuk karakter yang sabar, pandai mendengar dan bertanya. Bukankah hal positif yang terus dipupuk akan menjadi pembiasaan yang baik pula? 

Selain itu, kita juga harus cakap menilai perjalanan mana yang jauh dengan melewati stasiun perhentian yang lebih banyak dengan perjalanan pendek dengan melewati stasiun perhentian sedikit namun dengan tujuan akhir stasiun yang sama. Kita belajar mengambil keputusan yang bijak dengan mengukur efektivitas waktu perjalanan kereta. 

Dalam kondisi normal bila dibandingkan dengan menggunakan kendaraan pribadi mobil maka prediksi waktu menggunakan kereta api mencapai tujuan akhir perjalanan jauh lebih cepat dan efisien. Tetapi faktor tak terduga, misalnya: aliran listrik tidak lancar atau longsor pada sambungan rel bisa menjadi kendala yang mengakibatkan perjalanan kereta menjadi sangat sulit diprediksi. 

Lalu, pertanyaannya mengapa kita perlu menyimak dan bertanya tujuan akhir kereta api kepada petugas di stasiun? Jika kita cakap sebagai konsumen KRL, kita akan tahu bahwa stasiun yang tertuliskan pada papan berjalan berwarna merah stasiun tidak serta merta menunjukkan stasiun akhir tujuan kereta, misal: tertulis stasiun Kampung Bandan tetapi ternyata ketika kita bertanya kepada petugas, kereta ini bisa melanjutkan perjalanannya hingga ke stasiun Bekasi atau malah hingga stasiun Cikarang.

Tantangan kereta api di tanah air selanjutnya adalah tidak bergantung pada pasokan listrik yang menggerakkan jalannya kereta api bersumber dari fosil. Tetapi memikirkan keberlanjutan sumber pasokan listrik dari non fosil. Kereta api juga harus mengalami terobosan Inovasi Energi Terbarukan (EBT) seperti halnya mobil hybrid yang telah ada saat ini.

Inilah pengalaman penulis menikmati kendaraan massal kereta api di Jabodetabek yang sengaja dituliskan. Semoga bermanfaat bagi setiap yang membaca. Mari berinovasi! Salam sehat!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline