Lihat ke Halaman Asli

Tetap Berusaha

Diperbarui: 19 April 2021   14:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

                           TETAP BERUSAHA

            Kristiani Sitinjak itulah nama yang diberikan oleh orangtuanya kepadanya. Dia bukanlah seorang anak yang mampu dalam ekonomi. Akan tetapi semangatnya tidak sedikitpun dapat dipatahkan oleh ekonomi tersebut. Dia selalu berusaha untuk menanggalkan kemiskinan itu dalam keluarganya.

            Senja sore kami duduk berdua ditaman. Seketika  wajah cantiknya menjadi layu. Dia mulai bercerita "Bagaimana pendapatmu jika aku menjadi seperti orang yang pecundang, yang hanya menyusahkan orangtua. Dan aku tau bahwa keluargaku mengharapkan aku untuk memutus tali kemiskinan dalam keluarga kami. Kau tau aku selalu berusaha untuk itu. Akan tetapi ekonomi selalu menjadi beban masalah untuk hal itu. Aku selalu untuk sabar dari hal kecil bahkan ketika mendegar kedua orangtuaku saling bertengkar hanya karena masalah uang untuk keperluan sehari-hari dan untuk membiayai uang kuliahku. Aku takut dengan hidup yang terus-menerus seperti ini, Disamping rasa takutku itu ada kekuatan cinta dari Tuhan dan dari melihat kerja keras orangtuaku, sehingga menumbuhkan rasa semangat yang terus aku tanam dalam diri ini. Aku memang seorang perempuan anak pertama, namun aku harus tegas pada diriku sendiri. Aku tidak boleh memelas manja dan pasrah dalam hidup ini yang menjadikan diriku sebagai pencundang sehingga menjadi beban dalam keluarga. Bahkan dalam setiap hariku aku selalu berpikir bahwa apa yang aku kerjakan, jika hal itu salah maka hatiku akan mencegah dan akan berpikir saya sudah miskin dan apakah saya harus hidup dalam kemiskinan dan harus terus melihat orangtua saya menderita, bangkitlah kesusahan sehari biarlah kesusahan sehari, berusahalah untuk hal yang lebih baik".

Raut wajah cantiknya yang layu seketika bersinar dan tersirat senyuman tipis dalam bibirnya. Pandanganku tetap terjaga kearahnya. Kemudian ia menatapku dan melanjutkan perkataanya "Memang dalam sebuah usaha pasti akan seperti roda kadang naik dan kadang turun, bangkit dan jatuh lagi". Dia berhenti berkata dan aku menjawab "Aku bangga padamu sobat, kau berpikir dengan sangat dewasa dan layaknya seorang yang bersyukur, Aku harus belajar banyak darimu banyak tantangan yang harus kau lalui dengan masalah yang begitu banyak dan begitu berat, sehingga sekecap dapat membuatmu menjadi seorang pencundang. Tetapi kamu selalu berusaha untuk tidak jatuh dan berniat untuk megubah batu menjadi kapas. Dia berkata "Ya sobat mentari terbit dari ufuk timur dan terbenam pada ufuk barat, dia sendiri tetap terus menyinari dalam bumi, nah mari kita seperti matahari meski kita tidak mempunyai apa-apa namun kita harus menjadi sumber kebahagiaan untuk keluarga kita. Mari teman kita sama-sama berusaha untuk hal yang terbaik. Aku menundukkan kepala dan terseyum tanda aku bangga padanya dan kami berjanji.

            Nah dibalik cerita ini mari meniru sifat Kristiani Sitinjak yang walau miskin ekonomi tidak membuat dia menjadi seorang pecundang yang menyusahkan keluarga. Tetap selalu berpikir ke hal-hal yang membuat semangat dan berusaha untuk menjadikan kemiskinan menjadi kebahagiaan.

   Terimakasih.  


 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline