[caption id="" align="alignleft" width="320" caption="http://3.bp.blogspot.com/"][/caption] Alkisah ada seorang pemuda, hari ini kebetulan sang pemuda ulang tahun, pada malam sebelumnya ia berkhayal bahwa pagi hari pasti akan menerima ucapan-ucapan dari ayah / ibunya dan tentunya juga ada hadiah yang akan diberikan padanya. Tapi apa daya semua khayalannya kandas, ketika pagi tiba tak ada satu ucapanpun dari kedua orangtuanya, kakak dan adiknya, ia merasa kesal karena tidak ada satupun keluarga yang ingat bahwa hari ini adalah hari ulang tahunnya. Mereka malah sibuk dengan kegiatannya masing-masing, dimana ibunya sibuk dengan urusannya sendiri, ayahnya pergi ke kantor tanpa mempedulikannya, adik dan kakaknyapun pergi ke sekolah dan kampus tanpa menghiraukan dirinya. Dia merasa kesal sekali dengan kenyataan seperti ini "mereka melupakanku" hatinyapun berkata "mereka tidak menyayangiku, sebaiknya aku pergi saja dari rumah ini." Kemudian sang pemuda memutuskan untuk pergi dari rumah orang tuanya. Ia berjalan menyusuri jalan-jalan tak tahu harus kemana, disaat ia mulai lemas dan semakin lemah, tiba-tiba ada seorang pengemis tua yang bertanya, "mau kemana nak..? engkau pucat sekali, apakah engkau sudah makan..?" Sang Pemuda hanya menggelengkan kepala, lalu sang pengemis tua mengajaknya pemuda tadi ke gubuknya, dan memberinya makanan dan minuman, serta menyuruhnya untuk beristirahat sejenak. Dalam hati sang pemuda merasa bersyukur dipertemukan dengan pengemis tua ini, ia senang kepada perhatian pengemis tua kepadanya. "Betapa perhatiannya bapak ini kepada saya, seandainya orang tua saya sepertinya, alangkah bahagia hidup saya, saya tidak perlu pergi meninggalkan rumah" bisik hatinya. Setelah beristirahat sejenak sang pemuda menceritakan segalanya kepada pengemis tua tentang kesedihannya, kekesalannya kepada orang tuanya yang tidak pernah memberi perhatian kepadanya. Pengemis tua tadi sejenak tertegun mendengar cerita dan keluh kesah sang pemuda, kemudian sang pengemis tua itu dengan penuh kesungguhan berkata kepada sang pemuda, "hai, anak muda apa yang kamu katakan tentang orang tuamu..! Kamu tahu bahwasanya saya baru sekali ini memberi makan, minum dan perhatian kepada kamu..! Tapi bagaimana dengan orang tuamu sendiri..? Belasan tahun bahkan hingga kamu sebesar ini, orang tuamulah yang memberi makan, minum kepada kamu serta mencukupi segala kebutuhanmu, apa bentuk rasa terimakasihmu pada mereka..? Ibumu dengan segala kesabaran mengandungmu selama 9 (sembilan) bulan, mempertaruhkan nyawanya hanya demi melihatmu terlahir kedunia ini, kurang tidur hanya karena menjagamu, ayahmu membanting tulang hanya untuk menafkahi keluarga, apa pernah kamu pikirkan itu hai anak muda..!! Apa pernah kamu berterima kasih kepada mereka, wahai anak muda..!!" Sahabat... setelah membaca kisah di atas apa hikmah yang dapat kita petik..? Banyak sekali hikmah yang dapat kita petik salahsatunya adalah Rasa Syukur.
- Kita jarang sekali bersyukur atas apa yang diberikan Allah SWT. kepada kita.
- Kita jarang atau bahkan tidak pernah bersyukur kepada Allah SWT. karena diberikan orangtua yang sejatinya sangat menyayangi kita.
- Kita jarang sekali atau bahkan tidak pernah mengucapkan terimakasih kepada orangtua kita atas segala yang telah mereka berikan kepada kita. Kita sering sekali melukai hati mereka dengan perbuatan-perbuatan buruk kita.
- Kita terkadang hanya ingat saat mereka marah, mungkin jarang diantara kita yang mengucapkan "ayah.. ibu aku sayang kalian", "terimakasih telah membesarkanku", "mendidikku", dsb.
Sayangilah mereka, dengan selalu mendo'akan mereka dan senantiasa mengajak mereka untuk senantiasa taat kepada Aturan-Nya. Kemudian kepada Allah SWT. kitapun jarang bersyukur atas segala nikmat yang diberikan-Nya yang tak dapat dihitung, bahkan kita sering menjadi hamba yang kufur atas segala nikmat-Nya. Sahabat... rasa syukur kepada Allah SWT. bisa kita buktikan melalui amalan-amalan baik, dengan kita mengamalkan seluruh aturan yang diberikan-Nya kepada kita, ketika diberi amanah oleh Allah SWT. untuk beramar ma'ruf nahi munkar seharusnyalah kewajiban kita melaksanakannya, bagi para pengemban dakwah amanah haruslah dilaksanakan dengan baik dan sungguh-sungguh, karena sesungguhnya itulah bukti bahwa kita bersyukur pada-Nya. Ketika kita menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.. Rabbighfirlî wali wâlidayya Warhamhumâ kamâ rabbayanî shaghîrâ. Wallahu'alam bish showab..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H