Lihat ke Halaman Asli

Dafi Mahaputra

Tenaga Pendidik

Bahasa Campur Aduk Menggerus Bahasa Indonesia

Diperbarui: 26 Oktober 2022   13:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bukan cuma sebagai identitas negara, ternyata bahasa itu punya kedudukan penting sebagai alat komunikasi teman-teman. Tujuan adanya bahasa agar penyampaian informasi menjadi lebih mudah. Bahasa Indonesia ialah bahasa persatuan atau yang biasa kita kenal dengan sebutan bahasa nasional dan merupakan bahasa resmi negara Indonesia, teman-teman tentu sudah mengetahuinya. Tapi seiring perkembangan zaman contohnya saja di era globalisasi saat ini, bahasa asing mulai tenar di kalangan masyarakat Indonesia. Hal itu mengakibatkan terpinggirnya penggunaan bahasa Indonesia.

 Kita semua tahu kalau bahasa Indonesia itu bahasa yang dipakai untuk saling berkomunikasi sehari-hari oleh masyarakat Indonesia. Lalu kira-kira kenapa ya bahasa Asing bisa mulai menggerogoti masyarakat hingga bahasa Indonesia sendiri seakan-akan tersisihkan ? Ya, hal ini akan segera kami bahas di bawah ini teman-teman.

 "Kerancuan" atau yang kita bisa sebut juga "kekeliruan" terhadap penggunaan atau pengucapan oleh masyarakat Indonesia, khususnya anak milenial saat ini yang seringkali mencampur adukkan bahasa Indonesia dengan bahasa asing. Mencampur aduk berbagai bahasa tersebut yang membuat bahasa Indonesia terkontaminasi, dalam arti lain ialah bahasa Indonesia terganggu atau rusak karena kehadiran hal baru.

 Bahasa asing masuk ke Indonesia karena banyaknya kontak dengan bangsa asing, contohnya pada masa penjajahan Belanda, bisa juga melalui jalur perdagangan dengan Arab atau Cina, serta juga menyerap bahasa Sansekerta maupun Melayu yang berasal dari Indonesia asli. Interaksi masyarakat serta perkembangan ilmu pengetahuan dan kehidupanlah yang menjadi faktor utamanya. Hal tersebut ditandai dengan banyaknya kata serapan yang ada di bahasa Indonesia saat ini.

 Banyak cara mengapa kata serapan bisa memasuki bahasa Indonesia, antara lain :

1. Adopsi (secara keseluruhan. Contoh : Plaza dan mall)

2. Adaptasi (mengambil makna saja. Contoh : Pluralization berubah jadi pluralisasi)

3. Penerjemahan (mengambil konsep saja. Contoh : Try Out berubah jadi uji coba)

4. Kreasi (mengambil konsep tapi tidak berbentuk fisiknya. Contoh : Spare part jadi suku cadang).

 Negara Indonesia saat ini masih negara berkembang, dan tentu saja memerlukan kontribusi serta kerjasama dengan negara lain. Berdasar pada fakta tersebut, "bahasa" merupakan salah satu faktor yang dapat mendongkrak kemajuan bangsa Indonesia. Contohnya dengan bahasa asing yang terdapat di dunia pendidikan, itu dapat memberikan aspek yang positif. Diantaranya, agar sumber daya di Indonesia dapat ikut andil dan bersaing dalam era globalisasi saat ini. Agar tidak tertinggal jauh sama negara lain, tapi jangan berlebihan dan juga salah kaprah karena ada juga dampak negatifnya teman-teman.

 Dampak negatifnya seperti yang viral saat ini yaitu penggunaan bahasa campuran antara bahasa asing dan bahasa Indonesia sudah marak digunakan oleh masyarakat Indonesia terutama anak milenial di era globalisasi saat ini. Mereka menganggap bahasa campur aduk itu gaul dan keren ketimbang bahasa resmi Indonesia. Hal itu mampu melemahkan dan menggerus budaya serta bahasa asli Indonesia, penggunaan bahasa Indonesia akan menurun, pemahaman bahasa Indonesia akan berkurang, rasa cinta tanah air dan nasionalisme akan meredup dan yang paling buruk sirna, serta masyarakat akan memandang rendah dan meremehkan bahasa Indonesia sehingga dapat memicu penurunan sastrawan Indonesia. Banyak sekali ya teman-teman dampak negatifnya, semoga teman-teman yang membaca mampu untuk bersikap lebih baik menghadapi hal ini. Lalu kira-kira apa saja peran kita anak muda sebagai generasi penerus bangsa ? karena masa depan bangsa ada di tangan kita semua loh saudaraku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline