Selain siswa yang merasakan lelahnya belajar dan tidak bisa berekreasi ke luar rumah yang menjadi penyebab utama terjadinya stress, guru juga mengalami hal yang sama. Tekanan pekerjaan yang semakin berat dikarenakan harus menyusun rencana pembelajaran dan penilaian serta mencari solusi dalam setiap permasalahan belajar yang dialami oleh peserta didiknya, begitu pula dengan membimbing anak sendiri dikarenakan diterapkannya kepijakan study from home atau kegiatan belajar daring menyebabkan tidak jarang banyak guru yang merasakan stress di masa pandemi Covid-19 ini.
Stress mengakibatkan performa guru menjadi berkurang. Berkurangnya performa guru mengakibatkan kualitas suatu kegiatan pembelajaran menjadi tidak maksimal dan berdampak pada hasil belajar siswa. Oleh karena itu, stress yang dialami oleh guru sebagai tenaga pendidik yang berperan penting dalam kemajuan bangsa tidak boleh dianggap sepele. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab timbulnya stress, yaitu faktor lingkungan, organisasional dan pribadi.
Stress yang diakibatkan oleh faktor lingkungan terbagi menjadi 3 jenis yaitu ekonomi, politik dan teknologi. Dalam ekonomi, stress disebabkan dikarenakan adanya masalah terkait pendapatan mereka. Contohnya adalah bila suatu negara dilanda krisis ekonomi dan penghasilan negara tersebut berkurang, maka otomatis pendapatan mereka juga akan berkurang, hal ini akan menimbulkan stress dikarenakan harus mengatur dan menyusun kembali skala prioritas dengan dana yang kurang dibanding biasanya. Dalam politik, stress bisa ditimbulkan bila keadaan suatu negara tidak aman, seperti halnya situasi saat ini dimana pemerintah Indonesia sedang menerapkan isolasi akibat pandemi Covid-19. Hal ini menimbulkan perasaan tidak aman ketika berada di luar rumah. Begitu pula dengan stress yang diakibatkan oleh faktor teknologi, dimana guru -- guru golongan tua, yang mayoritas masih buta teknologi, harus bisa menyesuaikan diri dengan cepat dalam sistem kegiatan pendidikan daring yang menjadikan teknologi sebagai media utama. Hal ini menyebabkan semakin banyaknya beban yang harus ditanggung oleh guru dan memungkinkannya menjadi penyebab munculnya stress.
Selain faktor lingkungan, penyebab timbulnya stress bagi guru dapat juga dikarenakan faktor organisasional mengingat guru adalah tenaga pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah dalam suatu organisasi yang disebut dengan sekolah. Stress yang diakibatkan oleh faktor organisasional meliputi tuntutan tugas kantor seperti mempersiapkan rencana pembelajaran dan evaluasi begitu pula dengan jam kerja yang bertambah beserta tugas tambahan lainnya. Stress organisasional juga dapat berupa masalah pergaulan antar guru, dimana guru yang tidak didukung atau dijauhi oleh kelompok guru lainnya rentan mengalami stress.
Adapun timbulnya stress dikarenakan faktor pribadi atau individual biasanya bersumber dari permasalahan keluarga ataupun kepribadian. Contohnya adalah dalam kondisi pandemi saat ini dimana kegiatan pembelajaran dilakukan secara daring, seorang guru harus merangkap tugas menjadi guru bagi siswanya di sekolah maupun bagi anaknya di rumah. Hal ini tentu menjadi pemicu stress terutama ketika anaknya tidak menuruti apa yang diinginkan oleh orang tuanya, seperti ketika gawai atau handphone yang seharusnya digunakan untuk belajar malah digunakan untuk bermain game online. Dalam hal faktor kepribadian, seorang guru yang memiliki kemampuan dan pengetahuan dalam memanajemen stress akan lebih mudah terhindar dari stress yang merugikan.
Agar seorang guru dapat terhindar dan mengatasi dampak yang ditimbulkan dari stress, maka diperlukannya pengetahuan dan keterampilan dalam memanajemen stress dengan menggantinya dengan kegiatan -- kegiatan lain yang positif. Kegiatan seperti berolahraga secara teratur, mengkonsumis makanan dan minuman yang disukai, berkumpul dengan teman, menonton film, mendengarkan lagu atau bahkan melakukan jalan -- jalan di taman menjadi solusi yang ampuh dalam mencegah maupun meredakan stress. Selain itu, terbiasa berpikir positif (Positive Thinking) terhadap suatu hal dapat menjadi suatu upaya dalam mencegah stress. Bila kita selalu berpikir positif, maka setiap hal yan kurang mengenakan terjadi, kita akan selalu melihat hal - hal positif yang bisa diambil dari peristiwa tersebut. Tentunya setiap orang mempunyai cara memanajemen stress yang berbeda -- beda. Selalu berbagi cerita dengan teman terdekat atau bahkan keliarga dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan seseorang dalam memanajemen stress.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H