Lihat ke Halaman Asli

Daffa Rabbani Surya

Mahasiswa aktif Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Islam dan Tantangan Modernitas: Menjaga Nilai di Tengah Arus Globalisasi

Diperbarui: 27 November 2024   15:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Islam di Era GlobaIisasi  https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fiainutuban.ac.id%2F2021%2F11%2F10%2Ftantangan-pendidikan-agama-islam-di-er

Globalisasi membawa perubahan besar dalam kehidupan manusia, termasuk dalam cara agama berperan di masyarakat. Islam, sebagai salah satu agama terbesar, juga menghadapi tantangan untuk tetap relevan di tengah perubahan sosial yang cepat. Dengan bantuan pendekatan sosiologi, kita bisa melihat bagaimana Islam menyesuaikan diri dengan modernitas sekaligus menjaga nilai-nilainya. 

Islam dalam Pandangan Sosiologi

Dalam ilmu sosiologi, agama dilihat sebagai bagian penting dari kehidupan sosial. Agama membantu menciptakan keteraturan, membangun rasa kebersamaan, dan memberi makna hidup. Namun, di era modern, peran ini sering tergeser oleh pengaruh teknologi, urbanisasi, dan budaya global.  

Globalisasi juga memunculkan gejala sekularisasi, di mana agama dianggap lebih sebagai urusan pribadi daripada hal yang memengaruhi kehidupan publik. Meski begitu, globalisasi tidak sepenuhnya menjauhkan orang dari agama. Sebaliknya, ada kebangkitan religius di berbagai tempat, termasuk dalam gerakan-gerakan Islam yang menawarkan alternatif nilai untuk menghadapi gaya hidup modern yang dianggap bertentangan dengan ajaran agama. 

Tantangan Modernitas dalam Islam

Modernitas membawa banyak perubahan dalam kehidupan, seperti perubahan cara hidup, ekonomi, dan budaya. Umat Islam sering menghadapi tantangan seperti sekularisasi, materialisme, dan individualisme yang dapat mengancam nilai-nilai tradisional. Contohnya, prinsip keadilan sosial dalam Islam sering kali kalah oleh sistem kapitalisme yang lebih mementingkan keuntungan pribadi daripada kesejahteraan bersama. 

Selain itu, umat Islam juga menghadapi tantangan berupa stereotip dan prasangka negatif. Hal ini sering terjadi karena kurangnya pemahaman orang lain tentang ajaran Islam yang sebenarnya. Akibatnya, muncul jarak dan ketegangan di masyarakat, yang membuat dialog antaragama menjadi sulit dan tidak berkembang. 

Tantangan Islam di Era Globalisasi

Perubahan Pola Hidup Masyarakat: Globalisasi dan urbanisasi menciptakan masyarakat perkotaan yang lebih beragam dan cenderung individualis. Pola hidup di kota sering kali berorientasi pada materialisme, yang bisa melemahkan rasa kebersamaan dan nilai-nilai agama. Dalam kondisi ini, Islam menghadapi tantangan untuk tetap menjadi pengikat sosial di tengah keberagaman yang semakin kompleks. 

Kebingungan Identitas: Generasi muda Muslim sering kali merasa terjebak di antara dua dunia: nilai-nilai agama yang diajarkan sejak kecil dan pengaruh budaya global yang cenderung bebas. Pendekatan sosiologi membantu kita memahami bahwa identitas keislaman itu tidak kaku, melainkan bisa berkembang untuk tetap relevan di era modern. 

Agama sebagai Komoditas: Globalisasi membawa agama ke ranah ekonomi, di mana simbol-simbol Islam dijadikan produk. Contohnya, produk halal, busana Muslim, hingga wisata religi. Sementara ini menunjukkan popularitas Islam, ada risiko bahwa agama hanya dilihat dari sisi komersialnya, bukan dari nilai-nilainya yang mendalam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline