Di abad ke-11 Eropa, Bangsa Viking hidup damai di tanah Inggris. Mereka hidup berdampingan dengan para bangsawan setempat, juga bersama raja Inggris, Raja Aethelred II. Semua kedamaian itu berubah seketika menjadi bencana.
Di tengah menjamu para Vikings di acara makan malam, Raja Aethelred (Bosco Hogan), memerintahkan pasukannya untuk membunuh semua orang berketurunan Vikings. Mereka ditembak menggunakan panah, tidak menyisakan kesempatan untuk para Vikings bergerak mencari perlindungan. Hari itu kemudian dikenal sebagai Saint Brice's Day Massacre.
Lompat setahun kemudian, kematian para Vikings itu masih menyulut emosi Vikings lainnya. Raja Canute dari Denmark membentuk aliansi bersama seorang pria yang kelak akan menjadi Raja Norwegia, Olaf Haraldsson. Bersama dengan Olaf adalah adiknya bernama Harald Hardrada yang sebenarnya juga mendambakan mahkota Raja Norwegia.
Saat pasukan mereka tengah bersiap di Kattegat, salah satu orang di pasukan kerajaan Norwegia tiba-tiba dibunuh oleh Viking lainnya yang berasal dari Greenland, yaitu Freyds Eirksdttir. Alasannya adalah ia ingin membalaskan dendamnya kepada lelaki tersebut karena pernah memperkosa dirinya dan mengukir salib di punggung dia (Freydis adalah seorang viking yang masih menyebah para dewa).
Tidak terima akan hal tersebut, Olaf lantas ingin membunuh Freydis. Namun, penguasa Kattegat, Jarl Haakon menghentikan upaya Olaf dan memerintahkan kalau semua pembunuhan di tanahnya harus diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.
Singkat cerita, ketika persidangan sedang berlangsung, Harald menyarankan untuk saudara lelaki Freydis, Leif Erikson dan pasukan Viking lainnya yang ia bawa, menggantikan posisi orang yang Freydis bunuh. Mereka semua setuju, Leif akhirnya tergabung bersama Harald dan lainnya untuk datang membalaskan dendam mereka kepada Raja Inggris.
Sementara Freydis menjadi tahanan di Kattegat, Jarl Haakon memerintah Freydis untuk melakukan ziarah ke Uppsala, sebuah tempat yang sakral bagi para penyembah Odin dan para dewa, untuk Freydis menemukan arti dari hidupnya.
Saat hendak pergi ke Uppsala bersama para kawanannya, Freydis dihalang oleh salah satu anggota dari kelompok atheis yang dipimpin oleh Jarl Kare. Namun salah satu anggota yang menyerang Freydis dan kawanannya dapat dibunuh oleh Freydis, dan langsung melanjutkan perjalanannya dengan satu temannya yaitu Yrsa untuk pergi menjauh untuk mendapatkan bantuan dari warga di desa yang ia temui.
Namun salah seorang dari warga setempat menyuruh Freydis untuk pergi ke Uppsala sendirian karena pasukan dari kelompok Jarl Kare mulai bergerak mencari pembunuh salah seorang anggotanya. Saat Jarl Kare dan anggotanya tiba di desa yang Freydis sempat tinggali, ia pun bertanya kepada warga setempat untuk mencari Freydis. Saat tahu Freydis sudah menuju Uppsala, Jarl Kare dan kelompoknya pun mulai membunuh satu per satu dari warga di desa tersebut.
Kental dengan urusan agama